2 Jurnalis Musuh Pemerintah Raih Hadiah Nobel Perdamaian 2021
"Saya kaget," kata Ressa kepada Rappler.
Pada Agustus, pengadilan Filipina menolak kasus pencemaran nama baik terhadap Ressa, salah satu dari beberapa tuntutan hukum yang diajukan terhadap jurnalis itu.
Ressa mengatakan dia menjadi sasaran karena laporan kritis situs beritanya tentang Presiden Rodrigo Duterte.
Nasib Ressa, salah seorang jurnalis yang dinobatkan sebagai Person of the Year oleh Majalah Time pada 2018 karena memerangi intimidasi media, telah menimbulkan kekhawatiran internasional tentang pelecehan media di Filipina, negara yang pernah dipandang sebagai pembawa standar kebebasan pers di Asia.
Di Moskow, Nadezhda Prusenkova, seorang jurnalis di Novata Gazeta, mengatakan kepada Reuters bahwa staf perusahaan surat kabar itu merasa terkejut dan senang.
"Kami terkejut. Kami tidak tahu. Tentu saja kami senang dan ini sangat keren," kata Prusenkova.
Pemerintah Rusia sendiri mengucapkan selamat kepada Muratov atas penghargaan tersebut.
"Dia terus bekerja sesuai dengan cita-citanya sendiri, dia mengabdi pada cita-cita itu, dia berbakat, dia berani," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Inilah dua jurnalis peraih hadiah Nobel Perdamaian 2021 yang justru dibenci di negara mereka sendiri
- Simak, Lomba Karya Jurnalistik Bertema Wajah Hukum Pemerintahan Baru
- HUT ke-47, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Lomba Karya Tulis Jurnalistik
- PNM Beri Penghargaan kepada Wartawan Inspiratif di Journalist Journey 2024
- Pegadaian Media Awards 2024 Diperpanjang, Buruan Daftar!
- Menkominfo Apresiasi Para Jurnalis yang Meliput Acara HLF-MSP & IAF 2024 di Bali
- YLBHI Soroti Tindakan Represif Polisi terhadap Demonstran & Jurnalis yang Meliput Demo #KawalPutusanMK