2 Polisi Pembunuh Laskar FPI Divonis Bebas, Kapitra PDIP: Itulah Keadilan
jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera menanggapi vonis bebas untuk Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda M Yusmin yang didakwa melakukan pembunuhan sewenang-wenang (unlawful killing) terhadap enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI).
Praktisi hukum itu menilai vonis yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) untuk kedua anggota Polri itu merupakan sebuah keadilan.
"Hakim sudah sampai pada kesimpulan bahwa para terdakwa tidak bersalah dan majelis hakim berwenang untuk memutuskan itu. Itulah keadilan," kata Kapitra Ampera yang dihubungi JPNN.com, Sabtu (19/3).
Mantan pengacara pendakwah Ustaz Abdul Somad itu menegaskan jika jaksa penuntut umum tak mau menerima vonis tersebut, masih ada upaya hukum lain.
Menurut Kapitra, kejaksaan sebagai pihak yang mendakwa dan menuntut kedua terdakwa bisa mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI.
"Bisa (banding, red) ke pengadilan yang lebih tinggi atau belum puas lagi ada Mahkamah Agung. Itu proses kebenaran yang dilindungi undang-undang," tuturnya.
PN Jaksel pada persidangan Jumat (18/3) menyatakan Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda M Yusmin terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama yang mengakibatkan enam laskar FPI meninggal dunia.
Namun, majelis hakim menganggap kedua terdakwa itu tidak dapat dijatuhi hukuman. Sebab, ada pembenaran dan alasan untuk memaafkan tindakan dua anggota Polda Metro Jaya itu.(mcr8/jpnn)
Kapitra Ampera mengatakan kejaksaan masih memiliki upaya hukum lain jika tidak menerima vonis PN Jaksel terhadap dua polisi yang didakwa membunuh laskar FPI.
Redaktur : Antoni
Reporter : Kenny Kurnia Putra
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka
- Sebegini Nilai Terbaru Investasi di IKN, Bikin Kaget
- Deddy Tidak Membantah Upaya Jokowi Mau Mengobok-Obok PDIP Mengganti Hasto
- Deddy Sitorus Ungkap Anomali dari Banyaknya Spanduk yang Serang PDIP