20 Orang Meninggal Digigit Anjing
Kamis, 04 Agustus 2011 – 09:12 WIB
Sukarni mengatakan, faktor tingginya kasus rabies yang terjadi di Sumatera Utara karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat hewan peliharaan seperti pemberian vaksin hewan dan cara pemeliharaan hewan dengan benar.
"Masyarakat juga masih menganggap enteng atau hal yang sepele kasus rabies ini. Ketika mereka mendatangi layanan kesehatan untuk melakukan perobatan, saat ditanya lebih detail, ternyata pernah ada riwayat terkena gigitan anjing," ungkapnya.
Untuk keseriusan kabupaten/kota dalam menyediakan vaksin VAR ini sendiri, Sukarni menturkan, masih kurangnya perhatian pemkab/pemko. "Ada yang sudah menyediakan, ada yang masih dalam pengajuan APBD dan ada yang masih dalam tahap proses tender. Kalau menurut saya, tidak apa-apa kalau terlambat menganggarkan VAR, namun yang terpenting, banyaknya VAR bisa tersedia hingga 2012," ujarnya.
Diterangkan Sukarni, idealnya kabupaten/kota harus menyediakan 80-90 persen vaksin anti rabies tersebut dari total kasus rabies tahun sebelumnya. "Sisanya yang 10-20 persen merupakan tanggung jawab provinsi selaku buffer stock. Untuk target dalam penanggulangan rabies, kita bisa menatalaksanakan tindakan yang benar oleh petugas kesehatan dan terakhir kita harapkan kepada kabupaten/kota untuk mensosialisasikan ini kepada masyarakat sedini mungkin," pungkasnya.(jon)
MEDAN- Kasus rabies di Sumatera Utara (Sumut) kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, kasus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang
- Camat Diminta Lebih Peka Atasi Isu Wilayah dan Penyusunan Anggaran
- Tanah Longsor di Padang Lawas, 4 Orang Meninggal Dunia
- Irjen Andi Rian Kerahkan 1.471 Personel Kawal Pemungutan Suara Pilkada 2024 di Sumsel
- Ditresnarkoba Polda Sumsel Memusnahkan Sabu-Sabu 2.689,06 Gram dan 657 Butir Ekstasi
- DPRD Kota Bogor Gelar Sidak ke OPD, Pastikan Pelayanan Tetap Optimal