20 Persen Pasangan di Indonesia Infertil

20 Persen Pasangan di Indonesia Infertil
20 Persen Pasangan di Indonesia Infertil
Soal SDM, Ivan tidak memungkiri jika SDM spesialis bayi tabung juga masih sangat sedikit. Padahal diperkirakan sekitar empat juta pasangan yang membutuhkan bantuan terkait program bayi tabung tersebut. "Indonesia memiliki SDM bayi tabung yang masih sangat sedikit. Mungkin hanya ada sekitar 30 dokter spesialis bayi tabung. Sementara yang membutuhkan bantuan banyak sekali, ada sekitar empat juta pasangan. Terbayang kan, bagaimana kita para dokter membantu, jika SDM-nya tidak memungkinkan,"papar Ivan.

Ketika ditanya soal penyebab kegagalan bayi tabung, Ivan memaparkan ada beberapa hal yang mengakibatkan kegagalan tersebut. Yang paling sering adalah usia perempuan yang sudah melewati 36 tahun. "Idealnya di bawah 35 tahun. Karena semakin tinggi usia wanita, maka kualitas sel telur dan embrio yang ada pada tubuh wanita menjadi tidak bagus lagi. Selain itu tingkat stress dan kualitas hidup juga menjadi pemicu kegagalan bayi tabung,"ujarnya.

Tidak hanya dari sisi wanita, Ivan menegaskan, para suami juga membawa faktor kegagalan. Berdasarkan data WHO, jumlah sperma pada pria terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan, lembaga kesehatan dunia PBB tersebut terpaksa menurunkan standar jumlah sperma pria. "WHO sudah merubah standarnya tahun 1999, sperma sebanyak 20 juta itu normal. Tapi standar itu menurun pada 2010, menjadi 15 juta. Bisa kita bayangkan 10 tahun lagi, mungkin lima juta yang dianggap normal,"imbuh dia. (Ken)


JAKARTA- Perkembangan program kesuburan profesional di Indonesia, seperti bayi tabung berkembang pesat. Sebab, diperkirakan terdapat 18 sampai 20


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News