200 Jiwa Terkubur Longsor di Kolombia
Selasa, 07 Desember 2010 – 14:44 WIB
Sampai tadi malam WIB, tidak kurang dari 300 penduduk di sekitar Medellin memadati lokasi bencana. Mereka mencari keluarga dan kerabat yang mungkin menjadi korban. Selain itu, dengan tangan kosong, mereka membantu tim penyelamat menyingkirkan reruntuhan bangunan sedikit demi sedikit. Kemarin Gubernur Antioquia Luis Alfredo Ramos juga berkunjung ke lokasi bencana.
Baca Juga:
Mendengar bencana terbaru yang melanda negerinya, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos langsung meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ibero-American di Mar del Plata, Argentina. Sepekan terakhir, republik di Amerika Selatan itu bergulat dengan banjir. Sedikitnya 1,5 juta warga terpaksa mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam air.
"Kami membutuhkan biaya sangat besar. Bencana datang beruntun," kata Santos yang lantas menetapkan status darurat di negerinya. Terkait dengan banjir yang melumpuhkan aktivitas warga sepekan terakhir, pemerintah menyediakan dana USD 300 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun. Sampai akhir pekan lalu jumlah korban tewas akibat banjir bandang mencapai 176 orang.
"Bencana masif seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya di negara kami. Saya rasa, lebih dari dua juta warga Kolombia turut menjadi korban dalam bencana kali ini, baik langsung maupun tidak," papar Santos yang kemarin langsung meninjau lokasi bencana. Dalam kesempatan itu dia juga mengungkapkan niatnya untuk kembali mengucurkan dana darurat negara guna menanggulangi tanah longsor.
MEDELLIN - Hujan deras yang terus mengguyur Kolombia beberapa hari terakhir menimbulkan bencana. Minggu siang waktu setempat (5/12) atau dini hari
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan