2.000 Nyawa Melayang, Disebut Genosida Presiden Berang

jpnn.com - MANILA – Meski banyak kritik dan kecaman dari dalam serta luar negeri terkait program antikriminalitas yang dicanangkan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte maju terus.
Namun, saat program yang membuat hampir 2.000 nyawa melayang itu disebut genosida, pemimpin 71 tahun itu berang.
’’Genosida? Siapa yang saya bunuh? Saya tidak membunuh seorang bocah pun. Saya tidak menjatuhkan (bom) barel seperti (Presiden Syria Bashar al Assad),’’ tegas Duterte Senin (29/8).
Dia lantas mengatakan, program yang sedang berjalan itu merupakan salah satu bentuk penegakan hukum.
Hanya, dia memilih jalur kekerasan. Yakni, menembak mati para pelaku kejahatan dan penjahat narkoba.
’’Saya berperang melawan kriminal,’’ katanya setelah berziarah di taman makam pahlawan pada peringatan Hari Pahlawan Nasional Filipina.
Karena itu, dia menyatakan siap membela program kontroversial yang didukung kepolisian nasional tersebut.
Bahkan, dia bersedia masuk penjara untuk membela orang-orang yang selama ini mendukungnya. Termasuk para polisi.
MANILA – Meski banyak kritik dan kecaman dari dalam serta luar negeri terkait program antikriminalitas yang dicanangkan, Presiden Filipina
- Bantah Israel, Trump Menjamin Warga Palestina Tak Akan Diusir dari Gaza
- Blokade Israel Memperburuk Situasi Kemanusiaan di Jalur Gaza
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza
- Travel Rule Global Summit VerifyVASP Digelar di Bangkok