2011, Indonesia Timur Bertambah Daya 350 MW
Rabu, 05 Januari 2011 – 12:55 WIB
JAKARTA - Pada tahun 2011 ini, wilayah Indonesia Timur akan mendapatkan tambahan kapasitas daya listrik sebesar 350 megawatt (MW). Pasokan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang merupakan bagian dari program percepatan 10.000 MW tahap I.
"Tahun ini, wilayah Indonesia Timur, (yaitu) Sulawesi, Kalimantan (kecuali Kalimantan Barat), Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, akan mendapat tambahan pasokan sebesar 350 MW dari pembangkit 10.000 MW," ungkap Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga, dalam acara apel kesiapan pelaksanaan pembangunan 2011 PT PLN di Balikpapan, Kaltim, Rabu (5/1). Hadir pada kesempatan itu para General Manager Unit PLN se-Wilayah Indonesia Timur, serta sekitar 70 orang mitra kerja PLN.
Baca Juga:
Disebutkan Vickner pula, ada sejumlah pembangkit yang akan beroperasi pada 2011 ini. Di antaranya adalah PLTU Kalsel-Asam-asam (2 x 65 MW), PLTU 2 NTT-Kupang (2 x 16,5 MW), PLTU 2 Sulut-Amurang (2 x 25 MW), PLTU Sulsel-Barru (2 x 50 MW), PLTU Maluku Utara-Tidore (2 x 7 MW), serta PLTU 1 NTT-Ende (2 x 7 MW).
"Untuk merealisasikan target ini, kita telah mengkordinasikan kepada kontraktor, agar dapat menggesa penyelesaian proyek tersebut sesuai dengan target. Kontraktor harus menambah SDM-nya, bersama peralatan yang mendukung pelaksanaan proyek. Di samping SDM yang dipersiapkan PLN lebih banyak lagi,’’ ucapnya.
JAKARTA - Pada tahun 2011 ini, wilayah Indonesia Timur akan mendapatkan tambahan kapasitas daya listrik sebesar 350 megawatt (MW). Pasokan ini berasal
BERITA TERKAIT
- SPSL Berhasil Memenuhi Sertifikasi Halal pada Layanan Logistik & Cold Storage
- Alhmadulillah, Utang-Utang UMKM di Sumsel yang Macet Akan Dihapus
- Awal Tahun Harga Cabai Rawit Merah Meroket jadi Rp 117 Ribu Per Kilogram
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun