2012, 15 Proyek Migas Mulai Produksi
Senin, 19 Desember 2011 – 10:50 WIB
JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan, sebanyak 15 proyek migas akan mulai berproduksi tahun 2012. Total kapasitas produksi ke-15 proyek tersebut mencapai 1.158 juta standar kaki kubik gas bumi per hari (mmscfd) dan 35.200 barel minyak per hari. Proyek yang tidak kalah besar adalah Terang Sirasun Batur dengan operator Kangean Energy yang produksi gas sebesar 300 mmscfd pada kuartal dua. Menurut Rudi, penambahan produksi dari proyek-proyek tersebut merupakan salah satu upaya menahan laju penurunan alamiah produksi, khususnya minyak. "Kami ingin menahan laju penurunan dari 12 persen menjadi 3 persen," kata Rudi.
Rudi Rubiandini, Deputi Pengendalian Operasi BP Migas mengatakan, mayoritas proyek-proyek itu baru mulai berproduksi pertengahan dan akhir tahun depan. "Sehingga kontribusi pada penambahan rata-rata tahunan diperkirakan sebesar 400 mmscfd dan 15 ribu barel minyak per hari," ujarnya di Jakarta, Minggu (18/12).
Baca Juga:
Proyek-proyek yang ditargetkan berproduksi itu antara lain, proyek KE-39, 40, dan 54 di Blok West Madura Offshore (WMO) dengan Operator Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO dengan produksi 13.600 barel per hari mulai kuartal tiga 2012. Kemudian pada proyek South Mahakam 1 dan 2 di blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesia mulai kuartal empat 2012 ditargetkan berproduksi 250 mmscfd dan 20.600 barel minyak per hari.
Baca Juga:
JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan, sebanyak 15 proyek migas akan mulai berproduksi tahun 2012. Total
BERITA TERKAIT
- Konsisten Terapkan Produk Halal, Ajinomoto Raih Penghargaan IHATEC
- Sinar Mas Land Sukses Menyelenggarakan DNA Leadership Summit di BSD City
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar
- Perdana Hadir di SIAL Interfood, Lee Kum Kee Optimis Perkuat Pasar di Indonesia
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik