2014, Momen Tepat Kurangi Disparitas Harga BBM

jpnn.com - JAKARTA – Tahun ini merupakan momen yang paling tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Sebab, meski tren harga minyak mentah Indonesia (ICP) tengah menurun, selisih harga BBM bersubsidi dengan harga pasar masih cukup jauh.
Sebaliknya, tren penurunan ICP, jika dibarengi kenaikan harga premium dan solar, bisa mendekatkan selisih harga BBM bersubsidi dengan nonsubsidi. Dengan demikian, masyarakat bisa mulai beralih menggunakan BBM nonsubsidi seperti pertamax.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Ibrahim Hasyim menyatakan, menurunnya ICP merupakan momentum untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. ’’Secara hukum ekonomi, memang harusnya begitu. Dengan begitu, selisih harga antara BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi bisa lebih kecil. Kalau dinaikkan, akan terjadi disparitas yang tipis sehingga masyarakat menengah ke atas pun berpindah mengonsumsi BBM nonsubsidi,’’ katanya Selasa (2/9).
Menurut dia, kenaikan harga Rp 2 ribu per liter sudah cukup efektif untuk menjaga dari potensi jebolnya kuota BBM. Setidaknya, hal tersebut bakal membuat penyelundup BBM bersubsidi berpikir dua kali.
Dengan harga minyak mentah yang semakin menurun, bukan tidak mungkin harga BBM nonsubsidi seperti pertamax bisa mencapai Rp 10 ribu per liter. Dengan demikian, pemerintah hanya perlu menaikkan harga premium Rp 2.500 dari harga saat ini. Harga premium dan solar saat ini dipatok Rp 6.500 per liter.
’’Saat ini memang saat yang tepat karena pasar minyak mentah dunia sudah stabil. Negara Timur Tengah yang dulu bisa memainkan harga sekarang sudah mendapat penyeimbang dari Amerika Serikat (AS),’’ katanya.
Dia menegaskan, upaya menaikkan harga BBM bersubsidi tidak berhubungan dengan penanggulangan overkuota tahun ini. Kenaikan harga BBM lebih ditekankan pada upaya perbaikan kinerja energi untuk tahun ke depan. Karena itu, sudah seharusnya pemerintah lebih berani dalam menerapkan kebijakan.
’’Ruang fiskal yang dilonggarkan itu kan tidak hanya untuk memperbaiki postur APBN. Tapi, bisa digunakan untuk mendorong penggunaan energi alternatif, mulai BBG dan BBN, yang sampai sekarang pemanfaatannya belum dimaksimalkan,’’ ujarnya.
JAKARTA – Tahun ini merupakan momen yang paling tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Sebab, meski tren harga minyak mentah Indonesia
- Pelindo Siap Dukung Pencegahan Stunting di Kota Kupang
- Resmi Buka Gerai Baru, DHL Express Ingin Pengiriman Internasional Lebih Nyaman
- PNM Dukung Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Lingkungan
- Pegadaian Jadi Pelopor Bank Emas, Dirut Pegadaian Bilang Begini
- IOC dan TCL Umumkan Kemitraan Top Global Hingga 2032
- Impor Minyak Mentah dan BBM tak Bisa Dihindarkan Lagi