2017, Rp 1.000 jadi Rp 1
BI Tegaskan Redenominasi Bukan Sanering
Minggu, 16 Desember 2012 – 05:51 WIB
Turki tercatat pernah sukses melakukan redenominasi dengan menghilangkan enam angka nol pada mata uangnya. Turki mengubah 1.000.000 lira menjadi 1 lira pada 2005. Kebijakan redenominasi ini dilakukan untuk menekan laju inflasi Turki yang sangat tinggi sejak 1970-an.
Sebagai dampak inflasi tinggi, Bank Sentral Turki selalu menerbitkan mata uang kertas baru dengan pecahan yang sangat besar. Bahkan, ada satu uang kertas yang nilainya mencapai 20 juta lira atau merupakan mata uang dengan nominal terbesar di dunia. Hal ini pula yang menyebabkan kredibilitas mata uang Turki menurun.
Dalam masa transisi, mata uang lama tetap berlaku dan ditarik perlahan-lahan hingga 2006. Proses transisi berjalan mulus. Masyarakat Turki tidak perlu berebutan dan mengantre menukarkan uangnya ke mata uang baru karena uang lama tetap berlaku. Dengan begitu, pertukaran antara mata uang lama dan baru berjalan secara alami.
Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Riset Ekonomi BI Perry Warjiyo mengatakan, redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan mata uang agar lebih efisien dalam bertransaksi. Selain itu, untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara lain. "Ini bukan sanering (pemotongan nilai uang)," tegasnya.
JAKARTA - Proses sosialisasi penyederhanaan nilai mata uang (redenominasi) rupiah dengan menghilangkan tiga nol di belakang butuh waktu lama. Jika
BERITA TERKAIT
- Flipster Hadirkan Penarikan Kripto Bebas Biaya Melalui Kolaborasi BNB Chain
- Additiv dan Syailendra Capital Ubah Lanskap Investasi Digital Indonesia
- Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok, dan Kupang Menembus Pasar Global
- BRI Insurance Perluas Literasi Asuransi Syariah ke Pesantren
- TUI Blue Berawa Hotel dan Vila Kini Hadir di Bali, Usung Konsep Persawahan
- KAI Logistik Beri Diskon Spesial Pengiriman Paket & Sepeda Motor