2018 Ekspor Holtikultura Naik 12 Persen, Ini Upaya Kementan
jpnn.com, BANDUNG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melanjutkan kunjungan dengan melepas ekspor produk hortikultura lainnya di wilayah Banjaran, Kabupaten Bandung pada Jumat (4/1) lalu. Ekspor holtikultura seperti sayuran, buah, dan bunga asal Indonesia memang tengah naik daun, meningkat 11,92 persen dengan nilai lebih dari Rp 5 triliun di 2018 dengan negara tujuan ke 113 negara.
Secara spesifik, data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan selama 2018, ekspor sayuran naik 4,8 persen, ekspor bunga naik 7,03 persen, sementara ekspor buah naik signifikan 26,27 persen.
"Setelah mampu meningkatkan produksi dan daya saing, ini saatnya kita menggalakkan ekspor dan investasi. Capaian tren ekspor yang baik disubsektor hortikultura perlu kita tingkatkan di 2019, termasuk ekspor manggis yang tercatat bisa naik 500 persen," kata Amran saat melepas beberapa komoditas holtikultura termasuk sayuran dan manggis ke China, Singapura dan Hongkong dari gudang milik PT. Alamanda Sejati Utama, Banjaran, Kabupaten Bandung.
Menurut Amran, upaya Kementan untuk mendorong ekspor benar-benar menjadi prioritas, salah satunya adalah dengan memangkas perizinan.
"Jika dulu butuh hingga 13 hari bahkan hingga 3 bulan, kini eksportir hanya butuh 3 jam untuk mendapatkan izin ekspor melalui sistem online tanpa perlu tatap muka," jelas Amran. "Belum lagi kami cabut 291 peraturan yang menghambat, reformasi birokrasi, dan penegakkan hukum bagi mafia," tambah Amran.
Amran juga menegaskan upaya perbaiki kualitas sesuai permintaan negara tujuan, karena produk pertanian punya persyaratan yang ketat terkait isu higienitas dan keamanan. Lobi pun dilakukan agar komoditas Indonesia bisa tembus ke negara lain, termasuk pengiriman bisa langsung ke negara tujuan tanpa transit seperti sebelumnya.
"Hasilnya jelas, perusahan seprti di PT. Alamanda ini bisa ekspor 42 komoditas sayuran, buah, tanaman hias. Volume sekitar 10.000 ton setahun ke 12 negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Dubai, Saudi Arabia, Pakistan, India, Bangladesh, dan Australia, New Zealand," terang Amran.
Ekspor sayuran dari PT. Alamanda direncanakan bisa mencapai sebanyak 200 ton/bulan dengan aneka jenis yakni 12 komoditas sayuran, 29 buah-buahan, dan beberapa tanaman hias, antara lain: Baby Buncis 30 ton, Buncis 45 ton, Selada Air 30 ton, Kentang 60 ton, Ubi Manis 20 ton, ditambah Petai 2 ton dan sayur lainnya. Untuk buah Non Musim, ada Jambu Biji merah/ Pink Guava 2 ton, Rock Melon 20 ton, dan Salak 4 ton. Sementara buah musiman, yang diekspor antara lain, manggis dengan perkiraan 500 ton/musim dan Mangga 100 ton/musim.
Selama 2018, ekspor sayuran naik 4,8 persen, ekspor bunga naik 7,03 persen, sementara ekspor buah naik signifikan 26,27 persen.
- Kunker ke NTB, Presiden Jokowi & Mentan Amran Bersepeda di Lombok
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Pak Jokowi Tersenyum Begitu Melihat Hasil Kerja Mantan Mentan di Bombana
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target