2018 Jadi Tahun Pertarungan Sengit Industri Fintech

jpnn.com, JAKARTA - Industri financial technology (fintech) berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Cakupannya semakin luas.
Bukan hanya jasa pembayaran dan pemberi pinjaman, bisnis start-up tersebut semakin luas hingga ke ranah arisan dan penyedia solusi.
Indonesia mempunyai potensi market yang luas untuk industri fintech.
Di antaranya, generasi milenial usia 25–35 tahun yang jumlahnya sekitar 40 persen dari total populasi.
Mereka adalah generasi technology savvy yang empuk bagi perkembangan pasar industri fintech.
Mereka yang unbankable pun sangat menarik untuk ditawari pinjaman uang dari perusahaan fintech.
Managing Director PT Digital Artha Media Fanny Verona mengatakan, 2018 akan menjadi arena pertarungan bisnis yang sengit bagi industri fintech.
”Semakin banyak orang membayar listrik pakai ponsel. Orang yang tidak punya uang pun hobi mengajukan kredit buat beli ponsel tipe keluaran terbaru,” jelas Fanny akhir pekan kemarin.
Industri financial technology (fintech) berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Cakupannya semakin luas.
- Bos DANA: Fintech Berperan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
- Kredit Pintar Gelar Kelas Pintar Bersama di Salatiga
- Kredit Pintar Sukses Ajak Kaum Muda Bersuka Ria Lewat Sorak Sorai Fest 2024
- MCI Dorong Inovasi Digital Lewat Mandiri Innovation Hub 2024
- AdaKami Menutup 2024 dengan Dampak Nyata untuk Ekonomi Nasional
- UT Gandeng 2C2P Tingkatkan Akses Pendidikan Melalui Teknologi Fintech