2024, Kemendikbudristek Targetkan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO

Objek yang ditampilkan dalam pameran ini berjumlah 35 buah, mulai dari prasasti dan mata uang kuno hingga benda kehidupan sehari-hari, seperti pipisan-gandik (untuk mengolah jamu dan obat-obatan tradisional), serta gahi-gahi (tongkat pemetik pala) dan tukiri (keranjang) yang masih digunakan pada perkebunan pala saat ini.
Pameran ini juga mengedepankan aspek interaktivitas dan partisipatif. Pengunjung dari berbagai kalangan usia berkesempatan berinteraksi dengan macam-macam instalasi seperti menghirup aroma rempah, merasakan berlayar di samudera dengan replika Kapal Borobudur, dan masih banyak lagi.
Sepanjang pameran akan diadakan berbagai program publik yang melibatkan para pelajar, mahasiswa, komunitas rempah, penggiat budaya dan publik secara umum.
Beberapa kegiatan tersebut antara lain seperti Sesi Berbagi, Sesi Kongkow Akhir Pekan, Sesi Rumpi Rempah, Sesi Aksi untuk Bumi, Sesi Jamuan Negeri Rempah dan Sesi Pertunjukan Musik pada setiap akhir minggunya.
Untuk mengunjungi pameran, publik dapat membeli tiket dengan tarif Rp2.000 (dewasa) dan Rp1.000 (anak-anak). (esy/jpnn)
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek menargetkan Jalur Rempah jadi warisan dunia UNESCO pada 2024
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Mesyia Muhammad
- Dorong Kantor Ledeng jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia, Pj Wali Kota Palembang Menyambangi UNESCO
- Ahmad Muzani Dukung Dangdut Didaftarkan jadi Warisan Tak Benda Asli Indonesia ke UNESCO
- Tolong Dicatat, Indonesia Bakal Punya Monumen Reog
- Situs Megalitik Gunung Padang Diusulkan Jadi Warisan Dunia UNESCO
- Menbud Fadli Zon Sampaikan Pesan Kebangsaan, Logo Kementerian Kebudayaan Diluncurkan
- Kebaya Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Malaysia Merasa Bangga