21 Daerah Rekrut CPNS dengan CAT

jpnn.com - JAKARTA--Sebanyak 21 daerah akan melaksanan seleksi CPNS dengan metode computer assisted test (CAT. Angka ini sangat kecil dibandingkan jumlah pemda yang membuka lowongan CPNS 2013 sebanyak 260 instansi, terdiri dari 23 provinsi dan 237 kabupaten/kota. Sedangkan instansi pusat yang siap CAT sebanyak 49 dari 69 kementerian/lembaga.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen PNS BKN Aris Windiyanto, pelamar umum ini akan memperebutkan 65 ribu kursi CPNS, yang terbagi 40 ribu untuk pemerintah daerah dan 25 ribu untuk instansi pusat. Berikut ini 21 instansi daerah (delapan provinsi dan 13 kab/kota) yang menyelenggarakan CAT.
Pemerintah Provinsi
1. Jawa Tengah
2. Jawa Timur
3. Bengkulu
4. Sumatera Barat
5. Sulawesi Barat
6. Maluku
7. Maluku Utara
8. DKI Jakarta (masih dalam koordinasi)
Pemerintah Kabupaten/kota
1. Surabaya
2. Sidoarjo
3. Salatiga
4. Singkawang
5. Muara Enim
6. Banjarmasin
7. Banjar Baru (per 13/9, bupatinya menarik kembali dan menyatakan mundur dari CAT)
8. Serang
9. Sawahlunto
10. Dharmasraya
11. Musi Rawas
12. Denpasar
13. Pekan Baru
Untuk 49 K/L menurut Aris, datanya masih berubah-ubah dan belum fiks. Sebab, ada yang masih ragu-ragu dan ada juga ingin mundur alias balik ke lembar jawaban komputer (LJK). "Sampai hari ini ada juga yang masuk dan ada juga yang mengundurkan diri seperti Banjar Baru," tandasnya. (esy/jpnn)
JAKARTA--Sebanyak 21 daerah akan melaksanan seleksi CPNS dengan metode computer assisted test (CAT. Angka ini sangat kecil dibandingkan jumlah pemda
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kader Gerindra di Banggai Minta Polisi Menindak Pelaku Persekusi
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Mbak Ita bersama Suami Didakwa Terima Suap Rp 9,29 Miliar dari Proyek & Insentif ASN
- Dittipidsiber Bareskrim Turun Tangan Usut Gangguan Sistem Bank DKI
- Menindaklanjuti Pertemuan Bilateral, Menko Polkam BG Rapat Bahas Implementasi Batas Maritim
- Mendiktisaintek dan Menkes Evaluasi Pendidikan Dokter Spesialis, Imbas Kekerasan Seksual di RSHS