221 Wartawan China Bakal Liput KTT G20 di Bali
jpnn.com, BEIJING - Kedutaan Besar RI di Beijing telah mengeluarkan visa bagi 221 wartawan dari berbagai media yang berafiliasi dengan pemerintah China untuk melakukan kegiatan peliputan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022.
"Hal tersebut merupakan wujud nyata dukungan dari pemerintah Tiongkok yang harus kami apresiasi," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Sabtu.
Sebelumnya, China juga mendukung program-program yang dikerjakan Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Ketua G20.
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Beijing Dewi Avilia menjelaskan bahwa ke-221 wartawan itu terdiri dari 118 jurnalis yang akan mendampingi delegasi China selama KTT G20 berlangsung dan 103 jurnalis lainnya berangkat bersama dengan Kementerian Luar Negeri China (MFA) ke Bali.
Selain itu, KBRI Beijing juga menerbitkan visa untuk 36 wartawan dari berbagai media di China, termasuk CGTN, dan sekitar 10 wartawan dari enam kantor berita asing yang memiliki perwakilan di Beijing.
"Bagi jurnalis yang berangkat pada tanggal 1 hingga 18 November bisa langsung datang ke Indonesia melalui kebijakan bebas visa," kata Dewi.
Namun, sebelum berangkat menuju Indonesia, kata dia, awak media yang menggunakan jalur bebas visa harus menunjukkan kartu identitas pers, dokumen perjalanan, surat akreditasi dari panitia KTT G20 Bali, surat pernyataan mematuhi protokol kesehatan antipandemi, surat keterangan dari KBRI, dan daftar peralatan kerja yang akan digunakan (list of equipments).
Saat ini, sudah banyak jadwal penerbangan komersial dari China ke Indonesia. Cathay Air bahkan hampir setiap hari melayani para penumpang dari China ke Indonesia melalui Hong Kong.
KBRI Beijing telah menerbitkan visa bagi 200 lebih wartawan China yang ingin meliput KTT G20 di Bali
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan