23 Desa di Jembrana Terancam Bahaya Tsunami
jpnn.com, JEMBRANA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa 23 desa dan kelurahan di Jembrana, Bali, masuk dalam bahaya sedang dan tinggi tsunami di Indonesia.
Dari jumlah desa dan kelurahan bahaya tsunami tersebut belum dilengkapi sarana dan prasarana memadai, terutama sistem peringatan dini jika terjadi tsunami.
Kepala pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, masuknya 23 desa dan kelurahan di lima kecamatan di Jembrana tersebut karena berada dalam jalur cincin api aktif, tidak hanya Jembrana tapi secara umum Bali.
“Secara umum kami sudah ketahui bersama bahwa Indonesia daerah cincin api pasifik,” ujar Ketut Eko Susilo.
23 desa dan kelurahan tersebut berada di pesisir dan berada di cincin api, posisi di Jembrana terutama pesisir selatan berada di dataran rendah.
Bahkan, desa ini dikelilingi sungai. Padahal, aturan evakuasi saat terjadi tsunami salah satunya tidak boleh mendekati sungai.
Tetapi kondisi geografi di desa-desa di Jembrana mayoritas dikelilingi sungai. Meski masuk dalam daerah yang bahaya bencana tsunami, di laut selatan Jembrana tidak ada sistem peringatan dini jika terjadi tsunami.
Dia berharap sistem peringatan dini tsunami ini segera direalisasikan. ”Jembrana belum ada early warning sistem. Kami sudah sempat berkoordinasi dengan provinsi, mudah-mudahan bisa disediakan. Harapan 2020 sudah ada,” ungkapnya.
Dari 23 desa dan kelurahan di Jembrana yang termasuk bahaya tsunami, belum dilengkapi sarana dan prasarana memadai, terutama sistem peringatan dini jika terjadi tsunami.
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- GB Sanitaryware dan Christian Sugiono Garap Project Rahasia di Bali
- Bali Jadi Destinasi Utama Wisata Medis Estetika di Asia Tenggara
- Kronologi Anak Drummer Matta Band Meninggal Dunia di Bali
- HLF MSP dan IAF ke-2 Berdampak Positif pada Posisi Indonesia di Kancah Global
- BSI Perkuat Kemandirian Ekonomi Masyarakat Bali, Berdayakan UMKM