25 Persen Sekolah Ada di Zona Bencana
Kamis, 29 Juli 2010 – 17:17 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, mengungkapkan, hampir sekitar 25 persen dari jumlah sekolah di Indonesian terletak di zona rawan bencana alam. Karenanya, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan mengkampanyekan program sekolah aman dari bencana. Fasli menjelaskan, kerawanan terjadi karena sekolah tersebut berada di lintasan lempangan rawan gempa, ataupun ada di posisi yang sudah pernah terkena bencana namun masyarakat sekitar tidak mau diungsikan karena masalah emosional. “Pemerintah tidak bisa mengungsikannya, sehingga nanti sekolah-sekolah yang akan dibangun tersebut harus dengan bahan-bahan yang bagus,” ulasnya
"Kita harus semangat dalam mengkampanyekan sekolah aman dari bencana. Sebanyak 25 persen dari jumlah total sekolah di Indonesia sebanyak 258.000 sekolah berada di wilayah tidak aman dan rawan bencana," ujar Fasli di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemdiknas, Jakarta, Kamis (29/7), dalam acara "Kampanye 1 Juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman".
Baca Juga:
Lebih lanjut Fasli mengungkapkan, keberadaan sekolah-sekolah aman dari bencana itu akan tersebar di seluruh pulau. Namun, lanjut Fasli, yang menjadi fokus perhatian premerintah adalah sekolah-sekolah di wilayah Provinsi NAD, Padang, Bengkulu, Jawa Barat bagian selatan, Jogjakarta, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Baca Juga:
JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, mengungkapkan, hampir sekitar 25 persen dari jumlah sekolah di Indonesian
BERITA TERKAIT
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi