25 Tahun Silam Dicium di Depan Gerbang Sekolah
jpnn.com - “TADI Bu Gurumu ke sini”. Itulah kalimat yang didengar Bambang Priyoasmoro begitu dia sampai di rumahnya, setelah seharian bekerja menjadi sopir pengangkut tebu. Kalimat yang disampaikan orang tuanya itu, 25 tahun silam, masih terasa tebal di ingatannya hingga saat ini.
Saat itu, 1991, jelang ujian akhir SMA. Bambang, siswa kelas 3 di SMAN 1 Purwodadi, Grobogan, Jateng, sudah beberapa hari tidak sekolah.
Kondisi ekonomi yang memaksanya bekerja sebagai sopir truk pengangkut tebu, yang disetor ke luar daerah.
Bu Harni, panggilan akrab guru Bimbingan Penyuluhan di SMAN 1 Purwodadi, tampaknya sudah “memantau” aktivitas Bambang. Saat evaluasi belajar tahap akhir akhir (Ebta) Bambang absen.
Bu Harni berupaya menjemput Bambang ke rumahnya, di daerah Ngaringan, sekitar 40 Km dari Purwodadi. Yang dicari ternyata tidak di rumah. Bu Harni hanya meninggalkan secarik kertas yang dititipkan ke ortu Bambang.
Isi surat “merayu” agar Bambang mau datang ke sekolah ikut Ebta, meski susulan. “Saat itu, seteleh baca surat Bu Harni, saya merenung, iya iya, saya sudah sekolah tiga tahun, tinggal ujian,” cerita Bambang, saat hadir di acara Reuni Perak Ikatan Alumni SMAN 1 Purwodadi Angkatan 1991, di lapangan basket sekolah tersebut, Kamis (7/7).
Esoknya Bambang ke sekolah. Tapi, pintu gerbang tertutup rapat. Satpam melarangnya masuk. Tidak selang lama, Bu Harni datang menjemput Bambang yang berada di luar pagar.
“Saat itu saya langsung dipeluk dan dicium Bu Harni,” cerita Bambang, dengan suara parau, kepada JPNN di sela-sela acara reuni.
“TADI Bu Gurumu ke sini”. Itulah kalimat yang didengar Bambang Priyoasmoro begitu dia sampai di rumahnya, setelah seharian bekerja
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408