2.532 Bencana Alam terjadi di Indonesia Selama 2018
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah bencana alam melanda Indonesia pada 2018. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatin dan Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga 27 Desember 2018, telah terjadi kejadian bencana 2.532 kali.
Bencana tersebut menyebabkan 4.773 orang meninggal dan hilang, 14.193 luka-luka, 10,2 juta mengungsi dan terdampak, serta 318.044 unit rumah rusak.
"Dari 2.532 bencana terdiri dari 2.451 (96,8 persen) bencana hidrometeorologi, dan 81 (3,2 persen) bencana geologi," kata Sutopo, Jumat (28/12).
Sutopo menjelaskan, meskipun bencana geologi hanya terjadi 81 kejadian (3,2 persen), telah menyebabkan dampak yang lebih besar, khususnya gempa bumi dan tsunami. Menurut Sutopo, 22 kali gempa bumi yang merusak telah menyebabkan 572 meninggal dunia, 2.001 luka-luka, 483.399 mengungsi dan terdampak, dan 226.667 unit rumah rusak.
"Gempa bumi diikuti tsunami dan likuifaksi terjadi hanya 1 kali. Namun menyebabkan 3.475 orang meninggal dan hilang, 4.438 orang luka-luka, 221.450 orang mengungsi dan terdampak, dan 68.451 unit rumah rusak berat," paparnyaz.
Bencana tsunami hanya terjadi sekali, yaitu di Selat Sunda, telah menyebabkan ratusan korban meninggal dan hilang, 7.202 luka-luka, 40.386 mengungsi dan terdampak, serta 1.296 rumah rusak. (boy/jpnn)
Berikut deretan bencana sepanjang 2018
Puting beliung terjadi 785 kali. Korban meninggal dunia dan hilang 22 orang.
Menurut Sutopo, 22 kali gempa bumi yang merusak telah menyebabkan 572 meninggal dunia, 2.001 luka-luka, 483.399 mengungsi dan terdampak, dan 226.667 unit rumah.
- BNBP: 10 Korban Tewas Tertimpa Longsor di Karo Sudah Dievakuasi
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Tanah Longsor di Padang Lawas, 4 Orang Meninggal Dunia
- BNPB Imbau Pemerintah Daerah Siap Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi Basah
- Malam-Malam Prabowo Rapat Mendadak, Minta Update Bencana Erupsi Gunung Lewotobi
- Badan Geologi: Status Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Awas, Berpotensi Erupsi Susulan