27 Januari Jakarta Tidak Tenggelam
Jumat, 25 Januari 2013 – 16:55 WIB
Menurut dia, untuk terjadi banjir besar seperti Februari 2007 harus ada curah hujan yang berintensitas tinggi dan berdurasi lama. Banjir Jakarta 2007 disebabkan curah hujan yang ekstrem dan jauh di atas pola normalnya. Sebagai gambaran, pada 2 Februari 2007 hujan di Cileduk 340 mm/hari, di Kemayoran 235 mm/hari, dan di Pasar Minggu 220 mm/hari. Hujan juga merata di semua Daerah Aliran Sungai (DAS) dari 13 sistem sungai yang mengalir ke Jakarta.
"Bandingkan dengan hujan yang terjadi 17 Januari 2013 yang menyebabkan banjir Jakarta tertinggi 125 mm/hari di Kedoya," katanya.
Ia juga menjelaskan, ditinjau dari durasi hujannya berlangsung selama lima hari secara terus menerus. Bahkan di Ciledug akumulasi hujan 29 Januari hingga 2 Februari 521 mm. Ini melebihi rata-rata curah hujan sebulan di Jakarta yang berkisar 450 mm/bulan. Begitu pula akumulasi hujan selam 5 hari di Jakarta Pusat 354 mm, Jakarta Timur 333 mm, Jakarta Selatan 332 mm, dan Jakarta Utara 320 mm.
Fenomena hujan yang sangat ektrem tersebut dipengaruhi perambatan cold surge (seruak dingin) dari Siberia dan adany siklon tropis di selatan Indonesia atau sebelah utara Teluk Carpentaria Australia. "Kondisi demikian menyebabkan massa uap air berlimpah dan hujan yang jatuh di wilayah Jakarta dan sekitarnya di atas normal," ujarnya.
JAKARTA -- Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan adanya pemberitaan akan terjadi banjir besar pada 27
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS