27 Kursi Parlemen Dikosongkan Pascakonflik Ukraina
jpnn.com - KIEV – Kurang lebih 36 juta penduduk Ukraina berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara Minggu (26/10). Mereka memilih anggota parlemen untuk kali pertama sejak mantan Presiden Viktor Yanukovych digulingkan Februari lalu.
Tentu, pesta demokrasi itu tidak terlihat di Donetsk dan Luhansk yang dikuasai pemberontak pro-Rusia dan wilayah Crimea yang telah diambil alih Moskow.
’’Ada tembakan sepanjang hari kemarin (Sabtu, Red) saat kami menyiapkan daftar pemilih. Entah para pemberontak itu sedang berlatih menembak atau sedang mencoba mengintimidasi kami,’’ ujar anggota komite pemilihan Nadezhda Danilchenko. Dia bertugas di tempat pemungutan suara di Volnovakha, sekitar 50 kilometer di selatan Donetsk.
Para pemberontak itu melarang tempat-tempat pemungutan suara dibuka di wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Warga Ukraina di Donetsk dan Luhansk yang tidak ikut memilih kali ini diperkirakan mencapai 3 juta jiwa, sedangkan di Crimea kurang lebih 1,8 juta jiwa. Mereka bersikukuh menggelar pemilihan sendiri pada 2 November mendatang. Tentunya, pemilihan tersebut tidak bakal diakui pemerintah Ukraina.
Ada 450 kursi parlemen yang diperebutkan pada pemilihan parlemen Ukraina ini. Berdasar aturan yang berlaku di Ukraina, separo jumlah kursi tersebut akan dibagi rata untuk seluruh kontestan pemilu. Sisanya, 225 kursi, akan diperebutkan berdasar daerah pemilihan. Namun, karena Crimea, Donetsk, dan Luhansk tidak ikut memilih, 27 kursi dibiarkan kosong. Artinya, hanya ada 198 kursi yang akan diperebutkan calon anggota parlemen.
Pemilu di Ukraina kali ini juga mendapat sorotan dari pengamat internasional. Kepala Divisi Observasi Organisasi untuk Kerja Sama dan Keamanan di Eropa (OSCE) Kent Harstedt menegaskan, ini adalah pemilu paling menantang yang pernah dia amati. Anggota parlemen Swedia itu mengaku sulit menjangkau ratusan ribu pengungsi di Ukraina Timur. Padahal, mereka mungkin ingin memberikan suaranya.
Begitu juga dengan penduduk Crimea yang masih menjadi warga negara Ukraina. Jika ingin memilih, mereka bisa menyeberang ke Ukraina. Namun, agaknya, itu bakal sulit dilakukan. Tim monitoring dari OSCE juga ditempatkan di Moskow. Ada 2–3 juta warga Ukraina yang tinggal di Rusia dan diperkirakan memberikan hak suaranya.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko sendiri kemarin mengunjungi wilayah Donetsk untuk memberikan dukungan kepada para prajuritnya pasca gencatan senjata 5 September lalu. Politikus yang berasal dari pengusaha itu berharap partai pendukungnya menguasai cukup banyak kursi di pemilu kali ini. Dengan begitu, dia bisa merealisasikan rencananya untuk menguatkan hubungan dengan negara-negara barat dan mengakhiri konflik di Ukraina Timur.
KIEV – Kurang lebih 36 juta penduduk Ukraina berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara Minggu (26/10). Mereka memilih anggota parlemen
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29