27 Tahun Meneliti, Belum Bisa Ungkap Misteri
Jumat, 02 Maret 2012 – 00:02 WIB
Pada periode 1987"1994, para peneliti dari Universitas Nagoya dan Universitas Osaka meneliti petir di perkebunan teh Gunung Mas, Bogor. Mereka bekerja sama dengan PLN, ITB, dan LAPAN. Bahkan, Edy juga sempat diajak berburu petir ke Jepang.
"Sepuluh hari kami menunggu di kawasan pegunungan. Tapi, tidak ada satu pun petir yang muncul. Karena itu, dengan bercanda, mereka bilang saya ini adalah pengusir petir," ujarnya lantas tertawa.
Penelitian petir juga dilakukan di internal PLN. Pada 1989, ketika jaringan kabel transmisi SUTET Gandul-Cibinong, belum dipasangi konduktor, kesempatan itu digunakan untuk mengukur arus petir. Caranya dengan memasang antena setinggi 1,5 meter di atas setiap menara dan melengkapinya dengan alat pengukur arus.
Dari 384 menara tersebut, diperoleh data tentang besarnya nilai arus petir yang menyambar transmisi. Dari data tersebut disimpulkan bahwa kurva distribusi arus petir di Indonesia (khususnya di jalur Gandul-Cibinong) sedikit berbeda dengan kurva distribusi arus petir yang dipublikasikan di Eropa atau Afrika.
Petir, bagi sebagian besar orang, adalah fenomena alam yang menakutkan. Tapi, bagi Edy Iskanto, petir justru sesuatu yang terus diburu. Penelitiannya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408