3 Balita Dibunuh saat Ibadah

3 Balita Dibunuh saat Ibadah
3 Balita Dibunuh saat Ibadah
“Dia sering ‘bertapa’ di hutan. Kerjanya enggak jelas, mocok-mocok gitulah. Bicaranya kadang ngelantur, terus bersikap diam tak tentu,” kata salah seorang pemuda warga setempat.

Menurut warga, belakangan Burhan sendirian tinggal di rumahnya yang terbuat dari papan itu. Letak rumah itu di samping kompleks gereja atau berjarak sekitar 20 meter. Dulunya, keluarga Burhan masih tinggal di rumah itu. Tapi kini ada yang sudah berkeluarga dan merantau ke daerah lain.

“Ada yang sudah berkeluarga, ada yang merantau. Ibunya kalau enggak salah tinggal di Pekanbaru. Makanya dia sendirian di rumah itu,” tukas seorang perempuan muda, warga desa setempat.

Marbun (60-an), membenarkan prilaku menyimpang Burhan. Misalnya, Burhan kerap pergi ke hutan. Beberapa hari kemudian baru kembali. “Dia sering tidur di hutan. Enggak tahu entah apa yang dikerjakannya di sana. Kalau dalam pergaulan di masyarakat sehari-hari, kadang baik. Tapi kadang mau diam sendirian. Bingung kita melihatnya,” jelas Marbun.

TAPTENG-Hujan pada Minggu pagi (4/11) di sebuah gereja di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, menjadi kisah duka. Tiga jemaatnya yang masih bocah di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News