3 Emak-Emak Mahir Melakukan Pencopetan, Anda Harus Tahu Cara Mereka Beraksi

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kombes Yusri Yunus mengatakan, tiga emak-emak komplotan pelaku pencopetan yang kerap beroperasi di wilayah Tangerang dan Jakarta, ternyata sudah 50 kali beraksi.
Tiga perempuan pelaku pencopetan yang ditangkap itu yakni YR, WM, dan RH. Ada dua pria yang menjadi anggota komplotan yang juga dibekuk yakni inisial RJ dan SS (penadah). RJ merupakan suami YR.
"Keterangan awal baru tiga tahun yang lalu, sudah lebih dari 50 kali melakukan pencopetan di tempat keramaian," kata Yusri saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (19/8).
Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 itu membeberkan modus para pelaku.
Saat berkaksi, para pelaku ada yang berperan menyenggol korban, sembari bertanya untuk mengalihkan perhatian.
"Modusnya mengalihkan korban. Contohnya, mereka ada yang menabrak satu orang, ada yang bertanya. Jadi, mereka ini sudah punya peran masing-masing. Disenggol, satu ambil dari belakang kemudian dikirim lagi temannya yang lain," ujar Yusri.
Namun, saat korban mencurigai, aksi pencopetan tidak bisa dibuktikan. Sebab, para pelaku sudah memindahkan barang dari tangan ke tangan komplotannya.
"Jadi, saat dicuriga tidak ada barbuk yang ditemui pada saat itu. Ini modus yang dilakukan," tambah Yusri.
Tiga perempuan emak-emak terlibat dalam komplotan pencopet, sudah 50 melakukan aksi pencopetan, simak modus atau cara mereka beraksi.
- Data ILO 2024 Sebut Peran Perempuan di Level Tinggi Menurun
- PNM Kembali Tebar Reward, Kali Ini Kirim Karyawan ke Hongkong
- Pegiat Pendidikan: Perempuan Pekerja Ekonomi Kreatif Harus Berdaya Saing Tinggi
- Waka MPR: Keterlibatan Perempuan dalam Politik Bukan Hanya Sekadar Hak, tetapi
- Fera Signature Meriahkan Indonesia Fashion Aesthetics 2025 di Jakarta
- Lestari Moerdijat: Upada Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak Harus Diatasi