3 Faktor Utama Jenderal Soedirman Tak Bisa Ditangkap Belanda
jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menolak keras dikotomi Islam dan Indonesia.
Dia juga tak sependapat Islam dianggap anti-NKRI. Anggapan seperti itu, menurut Hidayat, sudah memutarbalikkan sejarah.
Sebab, sejak dahulu, Islam dan Indonesia tak pernah berpisah.
Bahkan, umat muslim dan tokoh-tokoh Islam yang berkorban demi keutuhan bangsa Indonesia.
Nama-nama seperti Mohammad Natsir, Hasyim Asy'ari, dan Panglima Besar Jenderal Soedirman hanya sebagian kecil tokoh Islam yang berani berjuang demi bangsa dan negara Indonesia.
Natsir dikenal, salah satunya, karena opsi Integral Natsir yang mengembalikan NKRI ke pangkuan ibu pertiwi.
KH. Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pelopor revolusi jihad sehingga menimbulkan keberanian di kalangan santri.
Sementara itu, Panglima Soedirman adalah sosok yang pantang menyerah.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menolak keras dikotomi Islam dan Indonesia.
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten