3 Fitur Peugeot 5008 Disunat Ketika Masuk Pasar Indonesia
jpnn.com, TANGERANG - Peugeot 5008 yang resmi mengaspal di Indonesia harus rela kehilangan tiga fitur keren, hal ini dilakukan karena dianggap tidak sesuai dengan pasar Indonesia.
Peugeot 5008 sendiri merupakan produk global. SUV premium itu dikirim langsung dari Prancis secara utuh atau Completely Built Up (CBU).
BACA JUGA: Peugeot Prediksi Segmen SUV di Indonesia Akan Terus Wangi
Chief Executive Astra Peugeot, Rokky Irvayandi membenarkan ada beberapa fitur yang dicopot pada Peugeot 5008. Alasannya ialah karena fitur tersebut tidak cocok dengan konsumen Indonesia, bahkan berpotensi membahayakan.
"Fitur yang hilang salah satunya rem otomatis. Kalau di depan ada objek dia akan ngerem secara otomatis. Itu kita hilangkan karena berbahaya buat yang ada di belakang, karena sama aja kayak ngerem mendadak," jelas Rokky di sela-sela peluncuran New Peugoet 5008 SUV, Kamis (27/6).
Selain itu, Rokky menjelaskan fitur lainnya yang juga dicopot adalah fitur pemanas kursi dan fitur blind spot.
"Fitur pemanas kursi ini kita hilangkan. Kemudian fitur blind spot, karena fitur ini satu kesatuan dengan setirnya. Kalau misalnya ada objek di samping dan kita belok maka setir otomatis akan ke arah berlawanan. Itu juga fitur yang tidak biasa tapi kita hilangkan karena takut membahayakan," sambung Rokky.
"Overall sama aja, jadi fitur yang kita hilangkan itu yang kira-kira tidak dipakai di sini atau kurang cocok di Indonesia," sambung dia.
Peugeot 5008 yang resmi mengaspal di Indonesia harus rela kehilangan tiga fitur keren, hal ini dilakukan karena dianggap tidak sesuai dengan pasar Indonesia. P
- Carlos Tavares Mundur dari Kepala Eksekutif Stellantis
- Duh! Peugeot Menyatakan Mundur Dari Pasar Otomotif Indonesia, Kenapa?
- Peugeot 408, Crossover Hybrid Dengan Spesifikasi Mumpuni
- Mengadopsi Teknologi Baru, Peugeot e-208 Lansiran 2023 Makin Bertenaga
- Pulsion 125 dan Rencana Strategis Peugeot di Motor Adventure
- Dukung Jamnas Peugeot Indonesia, Bamsoet Meyakini Dampaknya Luar Biasa