3 Gejala Gangguan Dismorfik Tubuh yang Berpotensi Dialami Remaja Perempuan
jpnn.com - JAKARTA - Sebuah studi menyimpulkan anak perempuan, terutama remaja, berpotensi enam kali lebih sering mengalami gangguan dismorfik tubuh.
Gangguan dismorfik tubuh atau yang lebih dikenal dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD) dapat memberi dampak negatif pada kualitas hidup anak.
Dilansir dari Medical Daily, Senin (1/4), gangguan dismordik tubuh merupakan suatu kondisi kesehatan mental di mana penderitanya merasa terdapat kekurangan pada fisiknya dan dipikirkan secara berlebihan.
Dalam studi tersebut dijelaskan bahwa penyakit mental itu mampu membuat penderitanya merasakan emosi negatif yang berdampak signifikan pada kualitas hidup.
Kondisi tersebut seringkali tidak terdeteksi dan penderitanya sulit mendapatkan pengobatan di usia mudanya.
Profesor Psikolog dari Universitas College London Georgina Krebs mengatakan, biasanya penderita mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
Pertama, berpikir berlebihan tentang kekurangan atau kecacatan tubuh yang mungkin dirasa tidak penting oleh orang lain.
Kedua, penderita berulangkali memeriksa penampilannya di depan cermin atau mengambil foto dirinya (selfie) sambil mengalami serangan panik saat melihat kekurangan pada dirinya, merasa malu atau jijik pada tubuhnya, merasa takut karena berpikir orang lain akan menatap, menghakimi atau mengolok tubuhnya.
Berikut ini 3 gejala gangguan dismorfik tubuh atau Body Dysmorphic Disorder (BDD) yang rentan dialami remaja perempuan.
- 34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Gangguan Mental Emosional
- Ridwan Kamil Sebut Programnya Tangani Stres Warga Jakarta Bukan Cuma Mobil Curhat
- Ini 6 Cara Efektif Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja
- Dewi Lestari Berbagi Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Gen Z, Silakan Disimak
- Peduli Kesehatan Mental, Bluebird Siapkan Wellnest Ride
- Ciptakan Lingkungan Kerja yang Fun, Srikandi PELNI Gelar Seminar Kesehatan Mental