3 Hal yang Harus Diperhatikan Jokowi Dalam Memilih Kapolri Baru

3 Hal yang Harus Diperhatikan Jokowi Dalam Memilih Kapolri Baru
Presiden Joko Widodo melantik Kapolri Jenderal Idham Azis di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/11). Foto : Ricardo

Menurutnya, di era milenial sekarang ini tantangan tugas Polri harus menghadapi dampak dan pasca-pandemi Covid-19, maraknya kelompok radikal, intoleransi, terorisme, separatisme, dan lain-lain.

"Jika Kapolri baru tidak bisa mengonsolidasikan Polri dengan kapabilitas dan jam terbang yang tinggi, tentu akan merepotkan Presiden Jokowi," ungkapnya.

Apalagi, Neta menegaskan, bila Kapolri pengganti Idham Azis itu memiliki kerentanan masalah yang akut, tentu Polri dan pemerintahan Jokowi akan menjadi bulan-bulanan kelompok tertentu yang ingin mengacaukan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Neta menyebut informasi yang diperolehnya, lingkaran Istana saat ini tengah mempertimbangkan dua nama calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.

Hanya saja, Neta belum menyebutkan siapa sosok dua perwira tinggi (pati) Polri yang menjadi calon kuat pengganti Jenderal Idham, yang tengah dipertimbangkan Istana tersebut.

Neta S Pane akhir November 2020 lalu menyebut ada 13 pati bintang tiga atau komisaris jenderal (komjen) dalam bursa calon Kapolri.

Sebanyak enam di antaranya bertugas di internal, dan delapan lainnya berdinas di luar Polri. "Inilah peta kekuatan 13 komjen Polri,” kata Neta, Senin (30/11).

1. Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono (Akpol 1988 A, kelahiran 28 Juni 1965, masa dinas 30 bulan lagi, dan pernah menjadi Kapolda Metro Jaya).

Menurut Neta, salah satu yang harus dilihat adalah sejauh mana loyalitas dan kedekatan calon Kapolri dengan Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News