Kaleidoskop 2021: 3 Kebijakan Pemerintah Belum Maksimal Sepanjang 2021 dan Solusi dari Ekonom

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan penyuntikan anggaran disebut sebagai kebutuhan pemenuhan ekuitas dasar atau base equity.
Pada awalnya, proyek tersebut diperhitungkan membutuhkan biaya Rp 86,5 triliun. Kini, biayanya menjadi Rp 114,24 triliun alias membengkak Rp 27,09 triliun.
2. Stabilitas Pangan tidak Terkendali
Bhima mengatakan stabilitas harga pangan pada kuartal IV tidak terkendali, mulai dari kenaikan harga minyak goreng, telur, cabai, daging, ayam.
Kenaikan harga minyak goreng November 2021, hingga rencana penghapusan minyak goreng curah, sangat meresahkan masyarakat. Minyak goreng menyentuh harga Rp 20.000 per liter.
Tidak hanya itu, jelang pergantian tahun harga cabai rawit merah mengalami lonjakan hingga berada di kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 105 ribu per kilogram. Harga telur yang biasanya berkisar Rp 23 ribu sampai 24 ribu per kilogram, sudah menembus angka Rp 30 ribu.
Bhima menyesali kenaikan harga minyak goreng yang tidak direspons dengan cepat lewat intervensi kebijakan pemerintah.
"Menyerahkan mekanisme pasar ketika harga minyak sawit mentah (CPO) sedang naik bisa memicu inflasi yang tinggi, bahkan bisa lanjut sampai di 2022," ujar Bhima.
Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan setidaknya ada tiga kebijakan pemerintah yang belum maksimal pada 2021 ini
- Ekonom Asing Sambut Baik Susunan Pengurus Danantara
- Pengamat: Dedi Mulyadi Otokratik, tetapi Bukan Otoriter
- Aktivis Muda: Kritikan Konstruktif Perlu untuk Beri Masukan Kepada Pemerintah
- Aktivis 98 ITB Khalid Zabidi: Dasco, Pimpinan DPR yang Aspiratif dan Proaktif
- Puteri Komarudin Soroti Potensi Penerapan Kebijakan Berbasis Mitigasi Risiko
- Bapanas Minta Masyarakat Berhenti Boros Pangan