3 Keunggulan Utama Jaringan Gas
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berusaha menekan angka impor dengan cara membangun jaringan gas (jargas) di kota-kota Indonesia.
Selama ini impor elpiji setiap tahun terus melonjak seiring naiknya kebutuhan masyarakat.
’’Keunggulan jargas relatif bersih, berkesinambungan, dan lebih nyaman karena mengalir 24 jam,” ujar Direktur Gas Bumi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tisnaldi, Selasa (5/3).
Setiap tahun pemerintah harus mengimpor 4,5–4,7 juta ton elpiji. Uang yang dikeluarkan untuk melakukan impor elpiji tidak sedikit.
Yaitu, sekitar Rp 40 triliun per tahun. Pasokan elpiji dari dalam negeri hanya dua juta ton.
Sementara itu, kebutuhan untuk elpiji bersubsidi terus menanjak dengan proyeksi tahun ini 6,978 juta metrik ton.
Angka itu naik tujuh persen dibandingkan realisasi konsumsi elpiji bersubsidi pada 2018 sekitar 6,552 juta metrik ton.
BPH Migas pun mencatat, realisasi penghematan impor elpiji pada 2018 mencapai 2.831 ton atau Rp 18,08 miliar per bulan.
Pemerintah berusaha menekan angka impor dengan cara membangun jaringan gas (jargas) di kota-kota Indonesia.
- Wujud Komitmen Ketahanan Energi, Pertamina Tambah 31 Titik Baru BBM Satu Harga
- 67 Tahun Wujudkan Swasembada Energi untuk Negeri, Ini Capaian dan Kiprah Pertamina
- Wujudkan Efisiensi & GCG dalam Penggunaan BBM Subsidi di Perkeretaapian, KAI Gandeng BPH Migas
- Ketersediaan Pertalite Tetap Terpenuhi Sesuai Kuota dari Pemerintah
- Menuju NZE, BPH Migas Tegaskan Pentingnya Optimalisasi Gas Bumi sebagai Energi Transisi
- Inilah Para Tersangka Kasus Korupsi Pengerjaan Jargas di Sumsel