3 Pasangan Pelajar Mengaku Belajar Kelompok, Kok Sampai Larut Malam dan Cuma Pakai Handuk?
Jonar menuturkan, ia sempat curiga masih ada yang lain dan kemudian ditanyakan lagi kepada anak pemilik rumah.
Awalnya mengaku tidak ada, tetapi tiba-tiba terdengar percikan air di dalam kamar mandi.
Ia langsung membuka pintu dan mendapati ada laki-laki di dalam kamar mandi, dengan dalih lagi mencuci pakaian.
“Kami temukan dia menggunakan handuk, lalu kami tanyakan untuk mengakui apa yang diperbuat. Pada saat pengerebekan itu, terdapat tujuh orang di dalam rumah itu. Dengan rincian, enam orang pelajar dan 1 orang eks pelajar. Tiga pasang berpacaran dan satu orang tanpa pasangan. Ketiga pasang itu terdiri dari pelajar SMP, SMA dan ex pelajar,” ujar Jonar.
Terkait penggerebekan itu, Jonar menyesali hal itu terjadi terhadap generasi penerus bangsa di Mentawai.
Apalagi setelah mendengar pernyataan dari masing-masing pelajar tersebut.
“Saat diinterogasi hingga pukul 03.30 wib pagi, jawabannya berbelit-belit, tetapi kami sudah punya cara untuk menemukan kesimpulan, hasilnya di mana sangat mengecewakan. Selanjutnya, saya bersama ketua pemuda langsung menjemput salah satu orang tua dari anak tersebut," katanya.
"Kami meminta anak-anak itu meminta maaf terhadap orang tua mereka dan membuat surat pernyataan bermaterai, tidak bakal mengulanginya lagi,” imbuh Jonar.
3 Pasangan pelajar yang terdiri dari anak SMP dan SMA itu mengaku meminta izin kepada orang tua mereka untuk belajar kelompok.
- Jubir Kementrans: Calon Transmigran Gunungkidul Sudah Diberangkatkan ke Sumbar
- Polisi Tembak Polisi Mencoreng Institusi Bhayangkara, Harus Diusut Tuntas
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar
- Duet Mahyeldi-Vasco Berpotensi Menang Telak, Unggul di 10 Kabupaten/Kota di Sumbar
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar
- Peselancar Italia Tewas Tertusuk Ikan Todak di Mentawai