3 Perusahaan Ini Siap Bangun Fasilitas Perbaikan Pesawat di Bandara Gusti Ngurah Rai
jpnn.com, JAKARTA - Fasilitas perbaikan pesawat akan segera dibangun di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, untuk pertama kalinya .
Fasilitas perbaikan pesawat itu merupakan hasil kerja sama antara perusahaan KSO FL Technics Indonesia (PT Avia Technics Dirgantara) dan PT Angkasa Pura Properti bersama PT Angkasa Pura I (Persero).
Penandatanganan Kontrak Kerja sama ini dilakukan oleh ketiga pimpinan perusahaan, yaitu Direktur FL Technics Indonesia, Martynas Grigas, Direktur Utama PT Angkasa Pura Properti, Ristiyanto Eko Wibowo, dan Direktur Komersial & Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero), Dendi T.
Adapun penandatangan itu dilakukan di Kantor Pusat PT Angkasa Pura I (Persero), Kemayoran, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) baru itu akan memiliki kapasitas sebanyak enam pesawat berbadan sempit, yang didukung oleh berbagai fasilitas perbaikan penunjang serta perkantoran.
Pengerjaan fasilitas MRO rencananya ini dimulai pada kuartal empat tahun ini, dan diperkirakan berlangsung selama kurang lebih satu tahun ke depan.
Sebagai tahap awal, FL Technics Indonesia dan Angkasa Pura Properti mengucurkan dana sebesar 32 juta Dollar AS untuk melakukan proyek pembangunan dan pengembangan MRO ini.
Direktur FL Technics Indonesia, Martynas Grigas mengatakan pihaknya memiliki pengalaman dan keahlian FL Technics dalam melayani customer di Asia Tenggara dan global.
Fasilitas perbaikan pesawat akan segera dibangun di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, untuk pertama kalinya .
- 7.657 Penumpang Diprediksi Masuk Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang di Puncak Nataru
- FL Technics Indonesia Buka Hanggar MRO Terbesarnya di Bali
- 150 Anak Ikuti Khitanan Ceria Bersama Soekarno Hatta
- FL Technics Indonesia Raih Sertifikasi FAA Untuk Fasilitas Perbaikan Pesawat Keduanya di Bandara Ngurah Rai Bali
- Sambut Musim Haji, InJourney Airports Siapkan 13 Bandara Embarkasi dan Debarkasi
- April 2024, Bandara Soekarno-Hatta Jadi Tersibuk di Kawasan Asia Tenggara