3 Usul Grant Thornton Indonesia untuk Membantu Pemerintah Perkuat Kurs Rupiah
"Ditambah banyaknya negara di Eropa dan Asia yang sedang berjuang bangkit dari inflasi, ditambah dengan konflik Ukraina yang masih berkepanjangan," ungkapnya.
Indonesia pun merasakan imbas langsung kenaikan USD dengan kenaikkan harga kebutuhan yang komponennya masih tergantung impor.
"Dipastikan akan melonjak karena bertransaksi menggunakan USD," ujar Johanna.
Selain itu, kata dia, bahan bakar minyak juga merangkak naik harganya karena Indonesia masih mengimpor minyak mentah untuk memenuhi 50 persen kebutuhan minyak nasional. Kenaikan harga sejumlah barang tersebut pun berpotensi mendorong inflasi.
Meski penurunan nilai rupiah merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat Indonesia dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas kurs rupiah terhadap USD.
Johanna pun mengajak masyarakat ikut meningkatkan nilai rupiah dengan membeli produk dalam negeri.
"Makin tinggi impor maka nilai tukar rupiah semakin lemah. Oleh karena itu, salah satu langkah mudah yang bisa kita lakukan bersama-sama adalah mengurangi pembelian produk impor. Langkah ini juga mampu membantu industri wirausaha tanah air sehingga dapat makin berkembang dan diharapkan mampu mengurangi tingkat pengangguran," bebernya.
Johanna juga meminta masyarakat tak menimbun USD dan menukarnya dengan rupiah.
Penguatan USD terhadap mata uang seluruh di dunia berdampak pada inflasi global, hingga risiko resesi global 2023.
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi