300 Mahasiswa Terancam Cuti Massal
Belum Bayar Uang Kuliah
Jumat, 07 Januari 2011 – 08:17 WIB
BANDUNG- Sebanyak 300 mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) belum membayar uang kuliah semester I. Pihak rektorat memberikan tenggat waktu hingga 11 Januari 2011. Jika hingga tenggat waktu yang ditentukan uang kuliah belum juga dibayarkan, rektorat mengancam akan mencutikan mereka. Tenggat waktu ini merupakan kesepakatan Dewan Amanat Mahasiswa (DAM) Unisba dengan pihak rektorat, kemarin.
Dialog untuk mecapai kesepakatan dilakukan setelah puluhan mahasiswa Unisba yang mewakili 300 mahasiswa itu mendatangi kantor rektorat. Mereka meminta agar rektor bisa memberikan penangguhan kepada mahasiswa yang belum membayar uang semester I tahun 2010.
Baca Juga:
Ketua DAM, Rezki menjelaskan, kedatangannya ke rektorat guna mempertanyakan kebijakan yang hanya memberikan tenggat waktu sehari. “Biasanya kampus memberikan tenggat waktu yang lebih, jika ternyata mahasiswa belum bisa membayar uang kuliah sesuai dengan jadwal yang ada. Namun, ternyata tiba-tiba rektor dan yayasan hanya memberikan satu hari kesempatan untuk penangguhan dan jika tidak mereka dicutikan," kata Rezki yang ditemui di rektorat Jalan Tamansari, usai aksi.
Dijelaskan, tenggat waktu yang hanya sehari ini jelas akan sangat merugikan mahasiswa, khususnya yang berasal dari keluarga tidak mampu, yang memang belum memiliki uang kuliah itu. "Apalagi sebelumnya tidak ada sosialisasi,” ujarnya.
BANDUNG- Sebanyak 300 mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) belum membayar uang kuliah semester I. Pihak rektorat memberikan tenggat waktu
BERITA TERKAIT
- PGN Dukung SMPN 34 Depok Menjadi Sekolah Energi Berdikari
- Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie & UiTM Kolaborasi Hidupkan Sopan Santun di Era Digital
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit