300 Pendidik Indonesia Siap Integrasikan Artificial Intelligence dalam Pembelajaran

300 Pendidik Indonesia Siap Integrasikan Artificial Intelligence dalam Pembelajaran
Pendiri dan Direktur Pelaksana REFO Pepita Gunawan (ketiga dari kiri) didampingi Jeff Lee (kiri), Steven Sutantro (kedua dari kiri), Miklos Sunario (tengah), Dr. Égo Obi (ketiga dari kanan), Adi Iskandar (kedua dari kanan), dan Devi Yulianty (kanan) berfoto bersama dalam kegiatan IFLS 2024 di Gading Serpong, Foto: dok IFLS

Jeff memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang teknologi dan kesehatan mental. Jeff berbagi bagaimana AI bisa meningkatkan literasi kesehatan mental dalam pendidikan dan implementasi teknologi AI terkait kesehatan mental untuk meningkatkan pengalaman pengajaran dan pembelajaran.

Kemudian Miklos Sunario, pemuda brilian berusia 20 tahun yang merupakan CEO dan co-founderEduBeyond, sebuah startup AI berbasis di Kanada. Startup ini menggunakan model MRAFE untuk mempersonalisasi pembelajaran dan mengatasi kesenjangan pendidikan.

Jeff Lee mengungkapkan bahwa hal terpenting adalah kesamaan visi tentang bagaimana AI dapat mentransformasi pendidikan. Tidak hanya dengan meningkatkan hasil pembelajaran, tetapi juga berfokus pada perkembangan siswa secara holistik, termasuk kesejahteraan mental dan emosional mereka.

“Ketika kita merangkul AI, sangat AI, sangat penting untuk memprioritaskan pertimbangan etika dan kesiapan, memastikan bahwa para pendidik kita didukung dan kesejahteraan siswa tetap menjadi pusat dari semua aplikasi AI,” ujar Jeff, sebagaimana dikutip dari laman LinkedIn-nya.

Selain Keynote Session, IFLS 2024 juga menghadirkan sesi “Ter AI AI” di mana tiga praktisi teknologi pendidikan, yaitu Steven Sutantro, Devi Yulianty, dan Adi Iskandar, mendemonstrasikan implementasi pemanfaatan AI di ruang kelas sehingga meningkatkan keterlibatan siswa.

Kurang-lebih 300 peserta juga terlihat antusias dan aktif mengikuti setiap sesi. Banyak pertanyaan yang diajukan kepada semua pembicara.

“Kedalaman materi terlebih dengan memaparkan berbagai studi kasus. Para pembicara sangat menguasai bidang masing-masing,” kata Winda Veronica Silalahi, peserta dari Nanyang Zhi Hui School Medan.

“Acara ini meyakinkan saya bahwa AI dapat diimplementasikan di sekolah dengan batasan batasan, sesuai misi dan nilai sekolah. Juga memberikan informasi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi AI di lingkungan sekolah,” kata Ferri Chandra, salah satu pimpinan Yayasan BPK PENABUR yang hadir dalam IFLS 2024.

AI bisa membantu untuk mempersonalisasi pembelajaran, sehingga meningkatnya student engagement.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News