31 Januari, Gerhana Bulan Terlama Abad Ini

31 Januari, Gerhana Bulan Terlama Abad Ini
Gerhana Bulan. Ilustrasi Foto: Pixabay

Sedangkan gerhana bulan berikutnya yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah gerhana bulan total 11 Februari 2036.

“Semua gerhana bulan dalam seri Saros 124 terjadi saat bulan bergerak ke arah utara ekliptika bumi,” jelas Rahmat.

Kepala Bagian Humas BMKG, Harry Tirto Djatmiko mengatakan pada Selasa (30/1) pukul 16.56 WIB, bulan berada di perigee berjarak 358.993 km dari bumi. Pada 29,5 jam berikutnya, yaitu Rabu (31/1) pukul 20.26 WIB, bulan berada dalam puncak fase purnamanya.

"Kejadian purnama perigee penutup dari tiga rangkaian supermoon ini adalah yang banyak ditunggu karena pada saat tersebut terjadi pula peristiwa Gerhana Bulan Total yang dapat diamati dari seluruh Indonesia dari awal malam hingga tengah malam. Terlebih, peristiwa totalitasnya akan terjadi selama satu jam 16 menit yang menyebabkan Bulan akan berwarna merah," pungkas Harry.

Terkait adanya pihak yang mengait-ngaitkan peristiwa gerhana dengan gempa, Rahmat menyebutkan bahwa selama ini tidak ada data anomali pergeseran lempeng bumi saat gerhana.

“Pada saat gerhana bulan maupun matahari, dari data yang kami miliki sampai saat ini tidak ada terjadi gempa. Tapi, gerhana hanya menyebabkan perubahan muka air laut. Pasang maksimum mencapai 20-30 persen dari purnama biasa,” jelasnya.

Stasiun Geofisika Padangpanjang akan melakukan pengamatan gerhana bulan tersebut mulai pukul 16.00 WIB pada 31 Januari 2018 di kawasan Jam Gadang Bukittinggi.

“Kami sudah koordinasikan dengan Dinas Pariwisata setempat. Bakal hadir Pak Wali Kota dan Kepala Kemenag Bukittinggi. Pengamatan malam itu nantinya dirangkai dengan edukasi, pariwisata dan shalat gerhana,” kata Rahmat. (esg)


Gerhana bulan total terjadi saat bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga bulan tertutup oleh bayangan bumi.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News