31 Pekerja Ditembak Mati, Neta: Jokowi Harus Minta Maaf

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus segera meminta maaf atas kasus pembantaian 31 pekerja di Jalur Trans Papua, di Yigi, Nduga, Papua.
Neta menegaskan Presiden Jokowi juga harus segera mencopot Kapolda Papua karena tidak mampu menjaga keamanan proyek strategis tersebut.
IPW menilai apa yang terjadi di Yigi adalah kasus pembantaian di mana dalam dua hari, Sabtu (1/12) dan Minggu (2/12), 31 pekerja terbiarkan terbunuh.
“Kasus ini menunjukkan lemahnya koordinasi pemerintah dalam menjaga keamanan Papua khususnya terhadap pekerja yang sedang mengerjakan proyek ambisius Jokowi, yakni Jalur Trans Papua,” papar Neta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/12).
Menurut Neta, lemahnya koordinasi ini terlihat dari pernyataan Jokowi yang mengatakan Nduga adalah daerah merah, sementara Kadiv Humas Polri menyatakan daerah aman.
Dia menegaskan, hal ini jelas membuat publik bingung. Mengingat Jokowi sebagai presiden mengatakan Nduga adalah daerah merah, lalu kenapa pengamanan terhadap pekerja tidak maksimal.
“Atas kecerobohan inilah Jokowi harus minta maaf dan harus segera mencopot Kapolda Papua,” ungkap Neta.
IPW juga mendesak Polda Papua segera menjelaskan secara transparan, apa yang sesungguhnya terjadi di Distrik Yigi, kenapa 31 pekerja bisa tertembak, dan bagaimana kronologisnya.
IPW juga mendesak Polda Papua segera menjelaskan secara transparan, apa yang sesungguhnya terjadi di Distrik Yigi, kenapa 31 pekerja bisa tertembak.
- Tokoh Agama Minta Masyarakat Papua Tak Terprovokasi Isu Pelanggaran HAM
- Polisi Periksa Oknum TNI terkait Penjualan Senpi kepada KKB
- Begini Kebiadaban OPM terhadap Guru Honorer dan Nakes di Yahukimo
- Bupati Yahukimo Tegaskan Guru & Nakes di Anggruk bukan Anggota TNI-Polri
- Polri-TNI Evakuasi Para Guru & Tenaga Kesehatan yang Diserang KKB di Yahukimo
- Penyerangan KKB di Anggruk Yahukimo Mengakibatkan 1 Orang Tewas, 6 Terluka