313 Ahmadiyah
Oleh Dahlan Iskan
Senin, 23 Desember 2019 – 05:05 WIB
"Saya pernah salat Jumat di masjid Ahmadiyah di London," kata saya.
Ia kian ramah. "Maukah bertemu orang yang asal Indonesia di sini?" katanya.
"Lho, ada? Mau sekali."
Ia pun merogoh saku baju panjang khas Indianya --ambil ponsel. Bicara-bicara. "Lima menit lagi ia bisa tiba di sini," katanya.
Anak muda itu terus memohon agar saya mau bermalam di situ. Ada guest house untuk saya. Bahkan ia minta saya di situ selama satu minggu.
Yang dipanggil pun tiba. "Masyaallah...Pak Menteri...," sapanya. Kaget. "Alhamdulillah bisa bertemu justru di sini," tambahnya.
Itulah Saifullah Mubarak. Asal Solok, Sumbar. Yang kawin dengan wanita setempat itu.
Bagi Ahmadiyah menjadi minoritas di negara Hindu ternyata lebih baik daripada menjadi minoritas di negara Islam. Demikian juga ketika menjadi minoritas di negara Kristen.
BERITA TERKAIT