33 Kepengurusan Cabor di Sultra Kadaluarsa

33 Kepengurusan Cabor di Sultra Kadaluarsa
33 Kepengurusan Cabor di Sultra Kadaluarsa
Buruknya perolehan prestasi cabor, kata Eryckson menilai bahwa bukan hanya disebabkan oleh minimnya anggaran, tetapi yang paling menentukan adalah keaktifan pengurus cabor itu sendiri. Pasalnya, jika cabor tidak punya kepengurusan dan figur yang baik untuk mengelola olahraga, jelas dapat mencederai kemajuan cabor itu sendiri. Namun, diakui jika matinya kepengurusan tersebut disebabkan beberapa faktor dan satu diantaranya karena minimnya anggaran.

   

"Sebuah prestasi olahraga sulit tercapai, tanpa organisasi yang sah, solit dan valid. Tapi ada beberapa benyebab sampai tidak aktif pertama banyak Pengprov yang tidak mendapat figur yang baik dan tepat, sehingga tidak serius mengelola atau pengurus olahraga. Kedua, dana yang minim. Jadi mereka bosan, karena tidak ada pembiayaan yang pasti terhadap cabor-cabor itu," katanya lagi.

   

Hal senada dikatakan wakil ketua II KONI Sultra, Tasman Taewa bahwa sebelum pelaksanaan Porprov 2014, tidak ada lagi cabor yang belum melaksanakan Musprov. Semua Pengrov di Bumi Anoa yang tercatat telah habis masa kepengurusannya harus segera melaksanakan Musprov sebelum pelaksanaan Porprov 2014 itu. "Agar semua cabor dapat mempersiapkan dan membina atletnya guna menghadapi dan mengikuti Porprov tersebut," tegas Tasman Taewa, Kedispora Sultra itu. (p2)

KENDARI - Jika dilihat dari kuantitasnya, perkembangan olahraga di Sulawesi Tenggara (Sultra) cukup maju. Tapi, hanya beberapa cabor yang mampu menyumbang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News