3,5 Jam di Istana Presiden Prancis
Simpel, Presiden Jamu Tamu bak Sahabat
Rabu, 20 Maret 2013 – 00:02 WIB
Senin (18/3) pukul 10.15 waktu setempat atau 16.15 WIB, direksi Lion Air dan 21 wartawan dari Indonesia yang menumpang bus khusus tiba di gerbang istana itu. Jarak tempuhnya hanya lima menit dari Hotel Sofitel tempat kami menginap.
Wartawan tidak diberi tahu perihal acara di istana yang mulai dibangun 1718 ini. Sebab, undangan yang tertera adalah penandatanganan pembelian 234 pesawat Airbus tipe A320neo dan A321neo oleh Lion Air. Airbus sebagai pihak pengundang, menyebut acara akan digelar di Toulouse, markas pabrik burung besi milik Jerman, Perancis, Inggris, Spanyol dan Italia itu.
Saya diberi tahu empat hari sebelumnya tapi diminta merahasiakan. Saya sudah bersiap. Direksi Lion, wartawan dan beberapa petinggi Airbus berbaur dalam satu bus. Tiba di pintu gerbang Istana Elysee, rombongan dibagi dua. Wartawan melewati pintu sisi kiri, sedangkan direksi Lion dan Airbus melewati pintu kanan.
Sambil antre di pintu, satu per satu dari kami berfoto bersama dengan tentara yang berjaga-jaga di pos masuk yang berdiri dalam sigap sempurna. Tidak senyum, tapi juga tak menolak diajak foto bersama.
Bayangan selama ini, masuk ke istana kepresidenan merupakan hal sulit. Tapi tidak begitu dengan Palais de l"Elysee, Istana Presiden Perancis. Laporan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408