356 Suara di DPR Dinilai Takluk Pada Ideologi Pasar
Sabtu, 31 Maret 2012 – 17:01 WIB
Parahnya lagi, imbuh mantan anggota DPR dari Partai Golkar itu, peranan negara untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional dan menyejahterakan rakyatnya justru dialihkan ke korporasi pemburu rente. "Penyerahan kepada korporasi ini menjadi lengkap saat Pemilu Legislatif maupun Pilpres dibiayai oleh korporasi besar," ulasnya.
Baca Juga:
Yang tak kalah menyedihkan, kata Noorsy, pemerintah justru lebih bangga dan senang mempertahankan reputasi maupun kredibilitasnya di hadapan korporasi ketimbang kepada rakyat Indonesia sebagai pemilik kedaulatan negara. "Inilah jalan yang dipilih oleh Soeharto dan dilanjutkan oleh SBY. Jangan heran jika pemerintah selalu gagal menstabilkan harga dan selalu percaya diri utk membangun iklim investasi asing, ketimbang membangun iklim kehidupan berbangsa dan bernegara yg bermartabat," paparnya.
Diingatkannya, perekonomian suatu negara yang didominasi oleh korporasi pasti akan membuahkan ketimpangan, pengangguran dan kemiskinan. "Sejarah sudah membuktikan soal itu," pungkasnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - 356 suara anggota DPR yang memilih menyetujui pasal 7 ayat 6 huruf a dalam RUU APBN Perubahan 2012, menunjukkan kuatnya ideologi pasar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Reaksi Ahmad Luthfi soal Andika-Hendi Cabut Gugatan Pilgub Jateng di MK
- Rokhmin DPR Menduga Pemasangan Pagar Laut di Banten Didalangi Oligarki
- Hadiri Pembukaan Muktamar VI PBB di Bali, Viva Yoga Mauladi Sampaikan Harapan Ini
- Respons Jokowi terkait Keinginan Tim Transisi Pramono Anung
- Spanduk Dukungan Afriansyah Noor Jadi Ketum PBB Bertebaran di Muktamar VI
- Wah, Ada Anwar Usman di Sidang Sengketa Pilkada 2024