369 Warga Aceh di Mesir, Aman
Jumat, 04 Februari 2011 – 06:48 WIB
Sementara, Azmi Abubakar, Pengurus Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir, yang juga aktivis World Achehnese Association (WAA), mengirimkan release ke email redaksi Rakyat Aceh. Isinya, Azmi mengungkapkan sehari setelah diberlakukannya darurat militer di Mesir (28/1/ 2011), situasi mulai mencemaskan. Pasar distrik Qattamea Cairo terlihat ramai, dipadati warga termasuk sebagian mahasiswa Aceh yang mendominasi kawasan ini.
"Belanja berbagai kebutuhan dapur di tengah situasi negara tak menentu, sedikit menyulitkan. Bertambahnya permintaan sembako membuat para pedagang kewalahan melayani warga. Dampaknya harga melambung tinggi, termasuk harga gas di wilayah Qattamea yang semula hanya 12 LE kini menjadi 25 LE," beber Azmi.
Begitu juga tranportasi ke beberapa tempat, dari Qattamea ke wilayah Sayyeda Aisya mengalami kenaikan dari 1.25 LE menjadi 2 LE. "Malah dari Qattamea menuju Hayyu, Asyir (kawasan Nasrh City) sangat susah untuk mendapat angkutan, karena para supir juga mempertimbangkan resiko yang timbul," ceritanya.
Sejumlah warung kopi di Qattamea terlihat masih ramai dipadati warga yang ingin mengetahui situasi terkini kota Cairo lewat siaran televisi setempat. Mahasiswa Aceh yang saat ini berjumlah kurang lebih 370 orang, terpencar di pinggiran kota Cairo. Tercatat tidak ada satupun mahasiswa yang menempati wilayah Tahrir, pusat pemerintahan yang sangat rawan dengan berbagai aksi massa, disamping karena sewa rumah disana yang melambung tinggi.
BANDA ACEH-- Sebanyak 369 warga masyarakat Aceh selama ini tinggal di Kairo, Mesir. Hingga Kamis (03/02) malam, 36 diantaranya sudah dipulangkan
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan