Mobil
4 Bahan Baku Otomotif yang Harus Diimpor
jpnn.com, JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor kategori kendaraan dan bagiannya masih menyumbangkan kontribusi yang cukup besar pada Januari-Mei 2018.
Meski Indonesia juga berhasil meningkatkan ekspor otomotif ke berbagai negara dan terus meningkatkan kandungan lokal, kebutuhan raw material yang tinggi membuat angka impor ikut merangkak naik.
Impor kendaraan dan bagiannya mencapai USD 3,41 miliar.
Ketua Umum Gabungan Industri Alat Motor dan Mobil (GIAMM) Hamdhani mengatakan, empat bahan baku utama otomotif seperti baja, karet, plastik (resin), dan aluminium untuk spesifikasi otomotif belum bisa diproduksi di dalam negeri.
”Terpaksa mesti diimpor,” ujar Hamdhani, Selasa (26/6)
Sementara itu, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), neraca perdagangan kendaraan bermotor pada 2011 defisit USD 4,3 miliar.
Angka defisit tersebut melebar menjadi USD 4,9 miliar pada 2012 dan menyusut pada 2013 dan 2014 menjadi USD 3,3 miliar serta USD 1,0 miliar.
Surplus baru terjadi pada 2015–2017, masing-masing USD 75 juta, USD 569 juta, dan USD 142 juta.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor kategori kendaraan dan bagiannya masih menyumbangkan kontribusi yang cukup besar pada Januari-Mei 2018.
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- Perjanjian Ekslusivitas Hambat Perkembangan Otomotif Dalam Negeri, Butuh Campur Tangan KPPU
- Hadir di GJAW 2024, Menko Airlangga Ungkap Peran EV untuk Ekonomi dan Lingkungan
- Hadir di GJAW 2024, JKIND Pamerkan Inovasi Kaca Film & Paint Protection
- Citroen Kenalkan SUV Coupe Terbarunya Basalt di GJAW 2024
- Pakar Ekonomi Beber Hambatan Perkembangan Industri Otomotif