4 Tahun, Kementan Sukses Bangun Jaringan Irigasi 3,13 Juta Hektare

Rehabilitasi dilakukan pada lahan seluas 3,13 juta hektare, yang sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani.
"Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi tersier yang direhabitasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kami membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani," jelasnya.
Sarwo Edhy menambahkan, rumus program RJIT adalah jaringan sudah rusak, di sekitarnya ada sawah yang diairi, ada sumber air, dan ada petaninya.
Menurutnya, dengan diserahkannya RJIT kepada kelompok tani, maka pembangunan jaringan irigasinya akan dilakukan secara gotong royong atau swakelola.
"Mayoritas RJIT dilakukan melalui bansos oleh petani. Itu lebih kuat, lebih bagus volumenya, lebih panjang dari yang ditetapkan dan mereka merasa memiliki," tambahnya.
Menurut Sarwo Edhy, masyarakat petani yang membutuhkan bantuan RJIT atau pembangunan embung, bisa mengajukan ke dinas pertanian kabupaten atau kota masing-masing.
"Nanti dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang ujung-ujungnya bisa mensejahterakan petani," ujarnya.
Program RJIT yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh pemerintah sangat dirasakan oleh para petani.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, dalam kurun waktu 2015-2019, pemerintah telah membangun jaringan irigasi yang dapat mengairi lahan sawah seluas 3,13 juta hektare.
- Hari Kedua Lebaran, Mentan Tancap Gas Turun Lapangan Sidak 4 Gudang Bulog di Sulsel
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Raker dengan Pejabat di Kementan, Legislator NasDem Sorot Program Cetak Sawah
- Kementan Gelar Pelepasan Ekspor Gula Semut dari Kulon Progo
- KPK Amankan Dokumen dan Barang Bukti Elektronik di Kantor Hukum Visi Law Office
- KPK Periksa Rasamala Aritonang terkait Kasus TPPU di Kasus Kementan