4 Unit PLTU Suralaya Dimatikan, Kualitas Udara Jakarta Masih Buruk
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan penyebab utama polusi udara bukan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, seperti yang dituduhkan selama ini.
Pernyataan Agus tersebut merespons penghentian operasi 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya sebagai bentuk voluntary shutdown.
PLTU itu beroperasi dan menghasilkan kapasitas 1.600 megawatt (MW) sejak 29 Agustus.
“Soal polusi udara Jakarta jelas bukan PLTU penyebabnya,” ujar Agus, Senin (4/9).
Agus memaparkan sudah banyak penelitian yang menyebutkan sektor transportasi sebagai penyebab utama memburuknya kualitas udara di Jakarta.
Menurut www.iqair.com, catatan data polusi udara Jakarta tidak mengalami perubahan yang signifikan, bahkan cenderung semakin memburuk sejak 29 Agustus, yang mana beberapa unit PLTU Suralaya sudah pada kondisi shutdown.
Kemudian pada 4 September siang, saat diberlakukan WFH dan rekayasa lalu lintas, indeks kualitas udara menjadi kategori sedang dengan level 112.
“Membaik karena kebijakan WFH dan rekayasa lalu lintas," sebutnya.
Penghentian operasi 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya sebagai bentuk voluntary shutdown.
- Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Prabowo Memastikan Transisi Energi Inklusif
- PLN IP Bersama BI Perluas Pemanfaatan Limbah Uang Kertas Sebagai Bahan Bakar di PLTU
- KPK Diminta Tak Tebang Pilih di Kasus Pengadaan Retrofit PLTU Bukit Asam Sumbagsel
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Musim Hujan, Tetapi Kualitas Udara Jakarta Masih 20 Besar Terburuk di Dunia
- 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi di Jakarta