40 Tahun Krisis Penyanderaan: Teriakan 'Matilah Amerika' Bergema di Ibu Kota Iran
jpnn.com, TEHRAN - Ribuan warga Iran berkumpul dekat bekas gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran, Senin (4/11). Mereka berkumpul sambil meneriakkan "Matilah Amerika" dalam rangka memperingati 40 tahun krisis penyanderaan.
Stasiun TV menunjukkan kerumunan orang memadati jalan di sekitar bekas gedung tersebut. Aksi diikuti sekitar seribu orang dari seluruh penjuru negara yang dulunya bernama Persia itu.
Pemimpin spiritual Ayatollah Ali Khamenei pada Minggu kembali memperbarui larangan perundingan dengan AS. Dia menegaskan bahwa kedua negara adalah musuh abadi.
"Mereka yang percaya bahwa perundingan dengan musuh akan menyelesaikan masalah kami, 100 persen salah," katanya.
Sementara itu, parlemen Iran memberikan persetujuan awal bagi peraturan baru yang mengharuskan pembahasan mengenai kejahatan Amerika masuk dalam buku-buku sekolah. Sejumlah anggota parlemen juga meneriakkan 'Matilah Amerika' ketika persetujuan tersebut resmi disahkan.
Pada 1979, Iran berubah dari monarki menjadi republik Islam setelah Shah Reza Pahlavi digulingkan oleh gerakan yang dipimpin ulama kawakan Ayatollah Ruhollah Khomeini. Pada Oktober tahun yang sama, sejumlah mahasiswa Iran menduduki Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran dan menyandera para stafnya.
Aksi penyanderaan yang berlangsung selama 444 hari itu merusak hubungan kedua negara sampai sekarang. (ant/dil/jpnn)
Ribuan warga Iran berkumpul dekat bekas gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran, Senin (4/11).
Redaktur & Reporter : Adil
- Setan Besar
- Teheran Lihat Sinyal Kedengkian Amerika terhadap Iran Kembali Menguat
- Ada Kepentingan Bisnis, Negara Arab Ini Ingin Jadi Broker Perdamaian AS dan Iran
- Jadikan Amerika Alasan, Iran Kembali Tolak Fasilitas Nuklirnya Diinspeksi PBB
- Dari Jakarta, Dubes Iran Kutuk Perbuatan Amerika kepada Jenderal Soleimani
- Cegah Rencana Jahat, Amerika Hajar Perusahaan Republik Islam Iran