40 Titik Rawan Lonsor Ancam Jalur Mudik
Terbanyak di Jabar dan Jatim
Selasa, 16 September 2008 – 12:48 WIB
JAKARTA – Struktur geologi berupa perbukitan membuat 40 titik jalur mudik di Jawa rawan longsor. Apalagi, tren meningkatnya curah hujan membuat beberapa titik itu berstatus kritis. Kepala Badan Geologi Departemen ESDM R. Sukhyar menyatakan, 40 titik rawan longsor di jalur mudik sepanjang Pulau Jawa tersebut masuk klasifikasi gerakan tanah tingkat tinggi. ’’Kami harap pemudik berhati-hati dan waspada,’’ ujarnya di Jakarta Senin (15/9). Total, ada 82 titik rawan longsor di 40 jalur mudik tersebut. Untuk jalur selatan, jalur rawan longsor, antara lain, di Rangkasbitung–Bogor di titik Cipanas dan Lawangtaji. Lalu, jalur Sukabumi–Pelabuhan Ratu di titik Warungkiara, jalur Cianjur–Sindangbarang di titik Pagelaran dan Tanggeung, jalur Bandung–Cianjur di titik km 28,5 Citatah dan Cipatat, serta jalur Bandung–Garut di titik Cimuncang (km 11 dan 12) dan Nagreg.
Sukhyar mengatakan, titik-titik rawan tersebut disebabkan adanya jalur aktivitas gunung berapi serta banyaknya endapan tanah lempung. ’’Karena itu, curah hujan bisa menjadi pemicu longsoran tanah, retakan tanah, maupun rocks fall (longsoran batu),’’ jelasnya.
Berdasar data Badan Geologi Departemen ESDM, 40 jalur rawan longsor itu tersebar mulai ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa. ’’Tapi, sebagian besar terkonsentrasi di Jawa Barat dan Jawa Timur,’’ sebutnya.
Baca Juga:
JAKARTA – Struktur geologi berupa perbukitan membuat 40 titik jalur mudik di Jawa rawan longsor. Apalagi, tren meningkatnya curah hujan membuat
BERITA TERKAIT
- Budi Arie Diperiksa Bareskrim, Habiburokhman Gerindra Merespons Begini
- Pembuat Kebijakan Perlu Memaksimalkan Keterlibatan Akademisi Dalam Perumusan Regulasi
- Lantik Satgas Crew 8, Wamentrans Optimistis Indonesia Swasembada Pangan
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Ketua Dekopin Nurdin Halid: Program Makan Gratis Sejalan dengan Cita-Cita Koperasi
- Harga Bahan Pokok di Jakbar Mulai Naik Jelang Nataru