41/43 untuk dan dari Bush
Setelah punya pengalaman cukup, George H.W. Bush ingin usaha sendiri. Dia mencari partner untuk sama-sama merintis usaha minyak. Dia mencari modal ke jaringan keluarganya. Partnernya minta nama perusahaan itu diawali dengan huruf A. Atau huruf Z. ”Supaya di buku telepon tidak tenggelam di tengah-tengah,” kata partner tersebut. Kebetulan, saat itu, tahun 1950-an, film berjudul Viva Zapata lagi diputar di Texas. Jadilah nama perusahaan itu Zapata Petroleum. Di kemudian hari Zapata terkenal sebagai perusahaan minyak raksasa di Houston, Texas.
Tentu diceritakan juga bagaimana sedihnya sang ayah ketika maju lagi untuk masa jabatan kedua kalah melawan Bill Clinton.
Kesedihan itu kemudian terhibur saat bayinya yang dia bawa ke Texas lalu menjadi gubernur Texas. Dan anaknya yang lain, Jeb Bush, menjadi gubernur di Florida. Dua-duanya terpilih untuk dua masa jabatan. Sang ayah lantas berkeyakinan bahwa anaknya itu akan bisa menjadi presiden. Terbukti. George W. Bush menjadi presiden setelah Bill Clinton. Dan Jeb Bush kini sudah mencalonkan diri menjadi presiden untuk menggantikan Barack Obama tahun depan. Melihat calon-calon yang ada, kemungkinan Jeb Bush terpilih sangat besar.
Banyak sekali humor keluarga, kisah kekompakan keluarga, dan kasih sayang di dalam keluarga itu yang diceritakan di buku 41. Tapi, yang berikut ini bukan lelucon sama sekali.
Menjelang hari ulang tahun yang ke-90 sang ayah, tahun lalu, tiba-tiba sang anak menerima info. Sang ayah akan merayakan ulang tahunnya dengan cara terjun payung. Semua kaget. Sang ayah sudah sering harus di kursi roda. Bahkan setahun sebelumnya masuk rumah sakit dalam keadaan kritis.
”Saya tahu, kalau ayah punya kemauan harus terjadi,” tulis sang anak. Maka keluarga pun menunggu di tempat pendaratan sang ayah. Terjun payung itu terlaksana. Tentu bersama tandem. Begitu mendarat, sang ayah langsung dinaikkan ke kursi roda.
Saat terjadi tsunami besar di Aceh, Presiden George Bush meminta ayahnya menggalang dana. Yang membuat sang ayah kaget, George Bush juga menunjuk mantan Presiden Clinton untuk mendampingi sang ayah. Keduanya bersedia karena ini untuk kemanusiaan yang luar biasa.
Dua mantan presiden yang semula bersaing dalam kegetiran itu kemudian sama-sama ke lokasi tsunami. ”Itulah untuk pertama kalinya mantan lawan menggalang dana bersama. Kemudian berjalan bersama-sama ke tempat yang jauh berhari-hari,” tulis buku itu.