422 Desa Siaga Bencana Kekeringan
Mulai Situbondo, Bondowoso, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Magetan, hingga Bojonegoro.
''Rata-rata, kawasan yang kekeringan di daerah itu adalah desa yang berada di perbukitan,'' lanjut Bambang. Kawasan perbukitan hampir tidak punya persediaan air tanah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di Pulau Jawa terjadi pada Agustus dan September mendatang.
Sementara itu, mulai Mei, curah hujan di Jawa Timur bakal menurun. Bahkan, di Ngawi dan sekitarnya, curah hujan pada Juli mendatang sangat rendah, di bawah 20 mm.
Bambang menjelaskan, BPBD dan Pemprov Jatim telah menyiapkan sejumlah rencana aksi untuk mencegah maupun menanggulangi kekeringan.
Dari 422 desa, yang masih memiliki potensi air ada 223. ''Tahun ini 126 desa di antaranya bakal 'sembuh' karena dibuatkan sumur bor,'' urainya. Sementara itu, 97 desa sisanya baru dibuatkan sumur tahun depan.
Selebihnya, ada 199 desa yang sama sekali tidak memiliki potensi air tanah. ''Solusinya, kami akan dropping air menggunakan truk tangki,'' tutur Bambang.
Dropping air itu juga akan dilakukan di desa yang belum dibuatkan sumur bor.
Setelah musim hujan sebentar lagi akan berganti cuaca panas yang berpotensi menimbulkan kekeringan.
- Adian Minta Pemerintah Atasi Bencana Kekeringan di Sejumlah Desa Kabupaten Bogor
- Menko PMK Pastikan Pemerintah Berkomitmen Tangani Kekeringan di Papua Tengah
- Jalankan Instruksi Jokowi, Menko PMK Turun Langsung ke Lokasi Kekeringan di Papua Tengah
- BMKG Rilis Data Wilayah Berstatus Awas Kekeringan, Waspada!
- Peringatan BMKG: Di Daerah Ini Bakal Terjadi Kekeringan
- Tempat Lain Hujan dan Banjir, Di Wilayah Ini Malah Alami Kekeringan Ekstrem