442 Bahasa Daerah Terancam Punah
Senin, 06 April 2009 – 17:19 WIB
JAKARTA - Anggota tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa, Prof. Dr. Kisyani Laksono mengatakan, ratusan bahasa daerah terancam punah, karena jarang digunakan. Bulan Oktober 2008 lalu, tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa berhasil memetakan 442 bahasa daerah.''Ada ratusan bahasa daerah yang sebelumnya berkembang di sejumlah wilayah Indonesia, kini keberadaannya terancam punah,'' kata Kisyani Laksono,di Jakarta Senin (06/04).
Ratusan bahasa daerah yang terancam punah itu, menurut Kisyani Laksono, kebanyakan berada di Papua dan Maluku, sebagaimana hasil pemetaan tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa tahun 2008 lalu.Dikatakan Kisyani, beberapa bahasa daerah yang mendekati kepunahan itu, rata-rata penuturnya tinggal satu atau dua orang. Itu pun sudah berusia lanjut, sehingga susah sekali untuk dikembangkan.
Baca Juga:
Meski demikian, tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa masih akan melakukan pemetaan untuk mendapatkan kemungkinan bahasa daerah yang mendekati kepunahan itu bisa dikembangkan lagi.''Tentu saja kami akan melibatkan tokoh masyarakat untuk mendorong perkembangan bahasa daerah itu,'' kata Guru Besar Linguistik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya.
Sementara di dunia ini, ada ribuan jumlah bahasa juga terancam punah, baik itu di negara-negara berkembang dan negara sedang maju, karena pengguna bahasa itu sudah mulai menurun.(sid/JPNN)
JAKARTA - Anggota tim Pemetaan Bahasa Daerah Pusat Bahasa, Prof. Dr. Kisyani Laksono mengatakan, ratusan bahasa daerah terancam punah, karena jarang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Wamen Dikti Ajak Asosiasi Dosen Indonesia Sukseskan Program Presiden Prabowo
- Kementrans dan LDPP Siapkan Beasiswa Patriot Bagi Anak-anak Muda yang Ingin Kuliah
- Wahai Para Guru PPPK, SK Menteri Segera Terbit, Siap-siap ya
- Syarat Kenaikan Gaji Guru ASN & Honorer, Simak Pernyataan Presiden Prabowo Ini
- Dorong Pengembangan Talenta Digital, Indosat Gelar Seminar di Unsri
- MWA Tetapkan Prof Tatacipta Dirgantara sebagai Rektor ITB Terpilih